Berita Lombok Timur

Tingkat Pemotongan Hewan Ternak di Lotim Diprediksi Tinggi Jelang Idul Adha dan Lebaran Haji

Tingkat pemotongan hewan ternak di Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB), diprediksikan alami peningkatan.

|
Ahmad Wawan Sugandika/TribunLombok.com
Kabid Kesehatan Hewan Disnakeswan Lotim Hultatang saat turun langsung memeriksa kesehatan daging sapi kurban di salah satu masjid di Lombok Timur saat Idul Adha 2023 lalu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Tingkat pemotongan hewan ternak di Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB), diprediksikan alami peningkatan jelang Hari Raya Kurban Idul Adha dan lebaran haji.

"Pemotongan sapi ternak sebelum lebaran kami prediksi akan semakin tinggi. Untuk itu kami sekarang mulai mempersiapkannya," ucap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lotim, H Masyhur setelah dikonfirmasi, Jumat (19/4/2024).

Peningkatan jumlah pemotongan dikarena permintaan untuk pesta persiapan pemberangkatan haji dan persiapan Idul Adha.

Baca juga: PMK di Lombok Timur Sudah Aman, Disnakeswan Tetap Batasi Keluar Masuk Hewan Ternak

Masyhur menambahkan, harga ternak api dan kambing sudah terpantau naik dua minggu setelah lebaran Idul Fitri. Namun, peternak diharapkan tidak terlalu cepat mengambil keputusan untuk menjual sapinya. Sebab puncak kenaikan harga sapi akan terjadi menjelang pemberangkatan haji dan H-1 Idul Adha.

"Nanti kita akan turun ke lapangan untuk mengimbau peternak agar jangan dulu menjual sapinya di saat harganya mulai agak naik. Karena bisanya puncak kebaikan harga itu menjelang Idul Adha," katanya.

Populasi sapi ternak di Lotim tahun ini sebanyak 150 ribu yang didominasi oleh sapi Bali. Sementara sapi ternak yang berpotensi untuk dijadikan sebagai hewan Kurban sekitar 25 persen. Sementara kebutuhan sapi potong sekitar 3.000 lebih per bulan.

Meski demikian, Masyhur memastikan kebutuhan sapi ternak baik untuk Kurban maupun sapi potong di Lotim akan terpenuhi.

Bahkan Lotim menjadi sumber sapi korban se-Pulau Lombok untuk disuplai ke kabupaten lain seperti Kota Mataram, Loteng dan Lobar.

"Bisanya H-3 lebaran idul Adha kita akan menyuplai kebutuhan hewan Kurban untuk kabupaten-kabupaten lain di Pulau Lombok. Sekitar 70 persen kita suplai kebutuhan Kurban," ungkapnya.

Kabid Kesehatan Hewan Disnakeswan Lotim, Drh Hultatang menambahkan, dalam sehari pasar hewan jumlah sapi ternak yang masuk di pasar hewan Masbagik menjadi 800-1.000 sapi ternak.

Baca juga: Syarat Sah Hewan Ternak Dijadikan Kurban: Capai Usia Minimal Hingga Tidak Berpenyakit

"Kalau jumlah sapi yang masuk ini bervariasi dia. Kalau hari-hari biasa kadang mencapai 400 ekor. Tetapi kalau sudah mendekati pemberangkatan haji dan Kurban biasnya akan naik sampai tembus diangka 1.000," katanya.

Di sebutkan kekurangan peternak di pasar hewan saat menjual sapi ternaknya adalah tidak melakukan penimbangan. Hanya sapi-sapi ternak yang memiliki berat di atas 600 kilogram saja yang ditimbang. Padahal itu dinilai sangat merugikan peternak.

Diharapkan peternak yang membeli sapi untuk digemukkan agar menimbangnya, sehingga ketika dijual kembali sesuai dengan berat dan harganya.

"Kalau ditimbang harga sapi itu di atas Rp65 ribu per kilogram. Tetapi bisanya sapi lokal tidak ditimbang, yang paling gemuk dijual dengan harga di bawah Rp65 ribu per kilogram," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved