Berita Lombok Timur
Sejumlah Kapal Pariwisata dan Nelayan di Lombok Timur Tak Punya Izin Berlayar, Apa Penyebabnya?
Syarat mendapatkan SPB adalah memenuhi syarat dan fasilitas keamanan kapal yang disertai dengan surat.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kapal pariwisata dan kapal nelayan jenis GT 7 di Kabupaten Lombok Timur rupanya banyak yang tidak memiliki Sertifikat Persetujuan Berlayar (SPB).
Hal ini diungkapkan Syahbabdar Labuhan Lombok, Sofyan Cahyadi dikonfirmasi TribunLombok.com, Rabu (20/3/2024).
Kepemilikan SPB yang dikeluarkan otoritas pelabuhan penting untuk menjamin standar mutu kapal yang hendak berlayar.
"Misalnya ada kejadian kapal tenggelam, terus wisatawan ada yang meninggal. Ternyata kapal yang mengangkut ini tidak punya surat, kan panjang urusannya," ucap Sofyan.
Baca juga: Penyeberangan Kapal di Pelabuhan Kayangan Berpotensi Ditunda Akibat Cuaca Ekstrem
Sebelumnya, lanjut Sofyan, pihaknya telah menerbitkan hampir seribu SPB untuk kapal perikanan di wilayah Tanjung Luar.
Syarat mendapatkan SPB adalah memenuhi syarat dan fasilitas keamanan kapal yang disertai dengan surat.
"itu dalam tiga hari, hampir 900 kapal kita ukur dan kita terbitkan sertifikatnya," katanya.
Apalagi saat ini, pihaknya juga telah memberikan kemudahan untuk penerbitan SPB secara online.
"Permintaan SPB itu online sekarang. Tinggal pakai HP, upload suratnya. Ada aplikasi Inapotnet namanya," kata Sofyan.
Baca juga: Kapal Pesiar Mewah Singgah di Gili Mas, Penumpangnya akan Berwisata di Taman Narmada
Hanya saja, menurut Sofyan, masyarakat masih membutuhkan fasilitator dari pihak terkait dalam pendampingan pengajuan SPB.
"Mungkin yang dibutuhkan masyarakat adalah fasilitator. Entah dari Dishub Lombok Timur yang bisa mengumpulkan masyarakat, apalagi bisa bekerja sama dengan kepala desa," tutupnya.
(*)
Pemkab Lombok Timur Minta Bantuan Jaksa Dalam Bidang Perdata dan Tata Usaha |
![]() |
---|
Tenun Pringgasela: Warnanya Tidak Luntur, Harga Bisa Capai Puluhan Juta |
![]() |
---|
Tradisi Mubir Suro Desa Rempung, Membuat Bubur 'Sakral' dari Puluhan Jenis Biji-bijian |
![]() |
---|
Gotong-royong Warga Desa Rensing Bersihkan Lingkungan untuk Mitigasi Bencana |
![]() |
---|
Tradisi Bejango Desa Anjani: Silaturahmi Sambil Makan Bersama, Diawali dengan Menangkap Ikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.