Ketersedian Pupuk dan Air Jadi Harapan Petani NTB di Masa Tanam Pertama

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan inspeksi untuk memastikan ketersediaan pupuk bagi para petani pada musim tanam pertama 2024.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Endra Kurniawan
TribunLombok.com/Istimewa
Pj Gubernur NTB H Lalu Gita Ariadi saat melakukan inspeksi di gudang pupuk Kabupaten Lombok Timur, Kamis, (11/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan inspeksi untuk memastikan ketersediaan pupuk bagi para petani pada musim tanam pertama di tahun 2024.

Penjabat Gubernur NTB H Lalu Gita Ariadi mengatakan, saat melakukan inspeksi pupuk di Lombok Timur dirinya banyak menerima masukan dari para petani termasuk jumlah dan mekanisme pembelian pupuk.

Miq Gita juga mengatakan, PT Pupuk Indonesia berjanji akan memastikan pupuk untuk para petani tetap tersedia. Sehingga Mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB itu optimis tidak akan terjadi kelangkaan pupuk.

Baca juga: Pastikan Distribusi Lancar, Pj Gubernur NTB Inspeksi Distributor Pupuk di Lombok Timur

"PT PI menyampaikan komitmennya untuk menyiapkan pupuk sesuai dengan kebutuhan petani, dengan cara yang lebih memudahkan petani," kata Miq Gita, Jumat (12/1/2024).

Kuota pupuk yang diberikan pusat untuk NTB hanya untuk musim tanam pertama, sehingga hal tersebut menjadi atensi Pj Gubernur untuk memastikan ketersediaan pupuk NTB untuk para petani.

"Saya akan croscek dengan kebutuhan kita, kemarin statementnya akan memenuhi kebutuhan pupuk petani," kata Miq Gita.

Tahun 2023 NTB mendapatkan 182 ribu ton untuk jenis pupuk urea, 106 ribu ton untuk jenis pupuk NPK dan 1,1 ribu ton untuk jenis pupuk NPK formula khusus. Sementara ditahun ini terjadi pengurangan untuk pupuk urea 130 ribu ton, NPK 89 ribu ton dan NPK formula khusus 153 ton.

Selain persoalan pupuk ketersediaan air menjadi masalah bagi sektor pertanian di Lombok Timur, pasalnya stok air yang ada saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan air untuk para petani.

Baca juga: Senator Evi Apita Maya Serap Aspirasi Warga Soal Kelangkaan Pupuk, Guru Honorer, dan Netralitas ASN

Miq Gita mengatakan, saat ini debit air di Bendungan Pandan Dure hanya 30 persen, padahal bendungan tersebut merupakan yang terbesar di Lombok Timur.

"Input air belum memadai curan hujan di sektor hulu belum banyak mengairi tampungan di Bendungan Pandan Dure sehingga terganggu sektor hilir," kata Miq Gita.

Kurangnya stok air di Bendungan terbesar di Kabupaten Lombok Timur itu disebabkan karena curah hujan yang belum merata, sehingga di musim tanam pertama seperti saat ini petani masih kekurangan air.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved