Disnakeskwan NTB Minta Dilibatkan Dalam Pengiriman Daging dari Luar NTB

Pelanggaran administrasi terhadap pengiriman daging dari luar pulau paling banyak pengusaha tidak mengurus izin dari provinsi.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
Tim Operasi Gabungan Patuh Karantina sebelum melakukan Sidak di Kawasan Pelabuhan Lembar terkait pengiriman daging dari luar NTB, beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Temuan Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terkait pengiriman daging ayam dari Jawa Timur menjadi perhatian Pemerintah Provinsi NTB.

Pasalnya kiriman dari luar daerah tersebut akan menggangu stabilitas harga daging ayam, di tingkat pedagang ayam dan pengusaha ayam di NTB.

Dinas Kesehatan Hewan Provinsi NTB sebagai pemberi izin rekomendasi hewan dari luar NTB, berharap ada pihak Disnakeskwan yang turut menjaga masuknya hewan dari luar NTB.

"Teman-teman yang mengawasi itu hanya Karantina, mereka pegangannya hanya SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan), sebaiknya ada dari kita (Disnakeskwan) yang punya power, sayangnya belum sampai di sana," kata Kepala Disnakeskwan Provinsi NTB Ahmad Riadi, Jumat (17/11/2023).

Lebih lanjut Riadi menjelaskan, sejauh ini pelanggaran administrasi terhadap pengiriman daging dari luar pulau paling banyak pengusaha tidak mengurus izin dari provinsi baik daerah asal maupun daerah tujuan.

Baca juga: Demokrat Desak Bawaslu Usut Pakta Integritas Pj Bupati Sorong Dukung Ganjar Pranowo

Padahal izin pengiriman daging tersebut harus diterbitkan pemerintah provinsi, dengan rekomendasi dari daerah kabupaten tujuan maupun asal pengirim.

"Target kami tadi dimana kesalahannya, ternyata mereka punya surat rekomendasi tapi hanya sampai kabupaten," kata Kadis Nakeswan NTB itu.

Tidak hanya izin daging dari luar daerah, bahkan untuk izin memasukkan telur luar daerah ke NTB hingga saat ini pihaknya belum pernah menerbitkan surat izin tersebut.

"Provinsi tidak pernah mengeluarkan rekomendasi telur dari awal Januari, tapi banyak kita dengar banyak telur masuk," kata Riadi.

Alasannya, karena para pengusaha telur maupun daging tersebut banyak yang nakal.

Bermodal rekomendasi kabupaten kota mereka berani untuk mengirim telur dan daging tersebut ke NTB.

Temuan pengiriman daging semalam oleh Dinas Perdagangan NTB itu akan dikirim ke Pulau Sumbawa.

Meski pengiriman tersebut unprosedural, namun pihak Karantina tetap meloloskan, dengan dalih tidak ada tempat penyimpanan.

"Iya dia tetap ke Sumbawa karena kita tidak ada tempat penyimpanannya," tutup Riadi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved