Opini

Standing Ovation untuk Andi Widjajanto

Tidak cukup sampai di situ. Para hadirin satu persatu maju, memberi hormat dan menyalami pembicara. Bahkan tidak sedikit bersalaman.

Editor: Dion DB Putra
FOTO KIRIMAN PUTUT PRABANTORO
Andi Widjajanto (kedua dari kiri) mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur Lemhanas. 

Oleh karena itu, Andi Widjajanto dengan tegas menyatakan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Gubernur Lemhannas RI. Dan bagi Andi Widjajanto, pengunduran dirinya dari jabatannya merupakan etika politik yang harus dijalankannya demi netralitas Lembaga bermartabat yang dicintainya itu.

Memang bagi Andi Widjajanto, sebagaimana yang diceritakan kepada para personil Lemhannas, keputusan mengundurkan diri dari jabatan pemerintahan dalam kaitannya dengan pemilu bukanlah yang pertama kali.

Pada 12 Maret 2014, Andi Widjajanto, PNS dengan Gol IVB, harus mundur dari jabatannya sebagai dosen di Universitas Indonesia. Alasan pengunduran dirinya adalah membantu Jokowi dan Jusuf Kalla dalam pencapresan.

Pengunduran diri kedua terjadi pada tahun 2019, saat dirinya menjabat sebagai Komisaris Utama Angkasa Pura I.

Dia memberitahu pengunduran dirinya kepada Menteri BUMN untuk dapat membantu pencapresan Jokowi-Ma’ruf Amin. Dan keputusan ketiga adalah, pada saat ini sebagai Gubernur Lemhannas RI.

“Keputusan saya mantab dan bukan keputusan yang sulit. Ini merupakan ideologi politik yang saya yakini. Dan pengunduran ini secara prosedur diikuti,” tegas Andi Widjajanto.

Etika politik

Semua hening. Namun segera berdiri dengan sikap standing ovation. Brigjen TNI (Purn) Dr. Paula Theresia EPU, Taprof Lemhannas, tepekur mendengar pernyataan pengunduran diri orang nomor satu di Lemhannas itu.

Dirinya melihat bagaimana santunnya seorang Andi Widjajanto dan sangat memperhatikan kesejahteraan orang kecil di Lemhannas.

Komjen Pol (Purn) Heru Winarko, Taprof Bidang Politik mengungkapkan perasaannya, Lemhannas RI kehilangan orang baik dan benar.

Lemhannas membutuhkan Gubernur yang seperti Andi Widjajanto. Baginya, itu adalah risiko politik bermartabat dan tidak semua para pemimpin negeri ini dapat melakukannya.

Laksda TNI (Purn) Agung Pramono, Taprof Lemhannas bidang Pertahanan dan Keamanan menyatakan, seharusnya para menteri atau pejabat yang terkait dengan partai atau keberpihakan pada salah satu kontenstan melakukan hal yang sama dengan Andi Widjajanto.

Berpolitik secara beretika harusnya dikedepankan untuk menjadi suri tauladan bagi generasi muda.

Sedangkan Wakor Taprof Mayjen TNI (Purn) Imam Maksudi menegaskan, tidak ada kata lain kecuali ksatria yang selalu berkata jujur, memihak pada kebenaran dan berani memutuskan demi masyarakat banyak.

Andi Widjajanto jika diibaratkan dalam pewayangan, dia adalah Wibisana - tokoh protagonis dalam babad Ramayana. Meskipun ia adalah adik kandung Rahwana, ia memihak Rama karena kebenaran.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved