Wawancara Khusus

Ketua TPN Ganjar Presiden Arsjad Rasjid: Bu Mega Memiliki Prinsip Bukan Transaksional

Megawati dan pimpinan Parpol koalisi, menunjuk Arsjad menjadi komandan pemenangan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Arsjad Rasyid saat menjadi narasumber pada sesi wawancara dengan Tribunnews di Gedung Tribun Network, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023). 

Beliau cerita bagaimana kabinetnya beliau, bagaimana memilih proses kabinet (Gotong Royong yang dipimpin bersama Wakil Presiden Hamzah Haz, sejak 2001 sampai 20 Oktober 2004) bahwa harus menaruh orang yang tepat. Itu semua jadi saya banyak belajar dari Bu Megawati.

Anda mengenal Bu Megawati sudah berlama lama kira-kira?

Cukup lama sekali. Karena saya kebetulan satu sekolah dengan putra Bu Megawati (Mohammad Rizki Pratama) Mas Tatam, waktu masih TK, lanjut ke SD.

Kebetulan kan Pak Taufik Kiemas (suami Megawati, Red) itu orang Sumatera Selatan, ayah saya juga dari Sumsel.

Jadi ada persaudaraanlah dari sisi itu. Ibu memang mengenal saya dari kecil. Tetapi dimulai dari saya berteman dengan Tatam, akhirnya saya pisah karena saya pergi ke luar.

Artinya keluarga Bu Megawati dengan keluarga Anda sudah lama dekat ya?

Iya, maksudnya sudah lama dan mengenal satu sama lain cukup lama.

Boleh tahu tidak Pak, kapan bertemu Ibu Megawati terkait TPN?

Saya ketemu ibu Mega setelah itu (pengumuman Arsjad Rasjid jadi ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden 4 September 2023, Red). Kalau ngobrol-ngobrol pas ketemu, iya.

Namun tidak pernah berbicara spesifik mengenai TPN. Jadi buat saya, Bu Mega, seperti mentor. Kita dengarkan pengalaman beliau.

Sama seperti juga Pak Jokowi dan yang lainnya. Bu Mega dan Pak Jokowi kan bapak dan ibu bangsa kita. Buat saya, ngobrol sama semuanya, tapi nggak pernah spesifik mengenai TPN.

Katanya prosesnya dulu tidak demikian. Seharusnya ada rapat tertutup yang di mana nantinya saya akan dipanggil lalu diajak bicara. Ternyata terjadinya tidak demikian. Tapi ya sudah, nasi sudah jadi bubur. Its ok move on.

Pemilu kali ini berbeda dengan pemilu lain sebab incumbent tidak ikut. Demokrasi di Indonesia ini mahal banget, Anda setuju tidak?

Setuju mahal.

Tentu politik ini membutuhkan logistik dan kebetulan Anda seorang pengusaha mengaturnya bagaimana untuk Pak Ganjar mengelilingi Indonesia?

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved