Berita Lombok Timur
Kekeringan, Tiap KK Warga Pulau Maringik Dijatah 10 Ember Air Bersih untuk Sebulan
Warga Pulau Maringkik bisa hanya mandi 1 kali dalam 2 hari menggunakan air tawar
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Musim kemarau panjang tahun ini di Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, Lombok Timur membuat warga harus berhemat air bersih.
Meski ketersediaan air bersih masih tercukupi, tetap setiap warga dijatah dengan jumlah tertentu.
Setiap Kepala Keluarga (KK) dijatah 10 ember air bersih untuk satu bulan.
Pengelola Air di Pulau Maringkik, Sapandi mengaku masyarakat sudah terbiasa berhemat untuk menjaga ketersediaan air untuk kesehariannya.
Baca juga: Nestapa Warga Terpencil Lombok Tengah Alami Kekeringan, Sulit Air Bersih Hingga Batuk Kering
"Kalau untuk air saat ini normal, dan kalau sekarang seperti biasa, dibagi dia istilahnya satu KK 1 hari dia dapat," ucap Sapandi, Minggu (17/9/2023).
Pembagiannya kata Sapandi, per satu rumah warga hanya bisa mendapatkan jatah air maksimal 10 ember untuk kebutuhan selama 1 bulan.
Dengan begitu, mau tidak mau masyarakat harus ekstra berhemat.
masyarakat bisa hanya mandi 1 kali dalam 2 hari menggunakan air tawar, bahkan tak jarang masyarakat juga mandi dengan air laut saja.
Kebiasaan itu mengakibatkan masyarakat di pulau maringkik juga beradaptasi.
Baca juga: Warga Pringgabaya dan Wanasaba Kini Punya Bendungan Serba Guna Padelan untuk Atasi Kekeringan
Pada musim kemarau seperti saat ini, masyarakat tak terlalh was-was seperti tahun tahun sebelumnya.
Akses air juga tak menjadi persoalan karena air yang bersumber dari PDAM selalu terpenuhi dan tidak pernah mati selama beberapa bulan terakhir.
"Yang jadi masalah kita cuman sewaktu waktu pipa PDAM ini bocor di tengah laut saja, selebihnya masih normal," ungkapnya.
Sapandi mengatakan, kebutuhan air akan makin seret jika hanya mengandalkan bantuan saja tanpa menghemat.
Mengingat Pulau Maringkik merupakan pulah kecil yang hanya bisa dicapai kira-kira 35 menit dari Pulau Lombok menggunakan perahu.
Warga sadar benar akan sulit apabila mengharap air bersih dari pemerintah.
Sebab, akses pengangkutan air membutuhkan kerja ekstra karena harus diangkut menggunakan perahu dari Dermaga Tanjung Luar.
"Intinya saat ini normal seperti tahun-tahun yang lalu, kalau soal kecukupan tergantung kita saja bijak dan tidaknya memenuhi kebutuhan atas air bersih ini," demikian Sapandi.
(*)
Warga di Lombok Timur Temukan Bayi di Musala: Terbungkus Jilbab, Kondisi Sehat |
![]() |
---|
Honorer Rami-ramai Urus SKCK di Polres Lombok Timur, Antre hingga 3 Hari |
![]() |
---|
GTT dan PTT di Lombok Timur Dapat Tambahan Insentif dari Baznas |
![]() |
---|
DP3AKB Lombok Timur Klaim Kasus Sunat Perempuan Menurun 70 Persen |
![]() |
---|
Pemkot Mataram Bayar Rp2,6 Miliar per Bulan untuk Listrik PJU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.