Alasan Pelaku Mutilasi Mahasiswa di Jogja: Panik Setelah Korban Tewas karena Aktivitas Tak Wajar

Pelaku dan korban tergabung dalam sebuah komunitas yang mempunyai aktivitas nggak wajar

(TribunJogja.com/Christi Mahatma Wardhani)
Polisi menunjukkan barang bukti kasus mutilasi di Turi Sleman, Minggu (16/07/2023). Pelaku dan korban tergabung dalam sebuah komunitas yang mempunyai aktivitas nggak wajar. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Akhirnya terungkap motif mutilasi dengan korban mahasiswa di Turi, Sleman, Yogyakarta inisial RTA.

Sementara pelaku yang sudah ditangkap yakni W (29) dan RD (29) yang saling kenal dengan korban melalui komunitas di media sosial.

Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi, membeberkan, pelaku dan korban tergabung dalam sebuah komunitas yang mempunyai aktivitas nggak wajar.

"Mereka melakukan kegiatan berupa kekerasan satu sama lain. Ini terjadi berlebihan sehingga mengakibatkan korban meninggal," terang Endriadi, Selasa (18/7/2023) seperti dikutip dari Tribunnews.

Panik karena RTA tewas, W dan RD kemudian akhirnya memutilasi korban untuk menutupi peristiwa tersebut.

Baca juga: Misteri Motif Kasus Mutilasi Mahasiswa di Jogja: Apa Kaitan Barang Bukti Kompor dan Panci?

"Setelah korban meninggal para pelaku kemudian panik kemudian berniat menghilangkan jejak peristiwa tersebut."

"Setelah panik mereka melakukan upaya pemotongan atau mutilasi," bebernya.

Kejadian itu bermula saat W kemudian meminta RD yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat, untuk datang ke Yogyakarta. W mengajak RD untuk menemui RTA.

"Kemudian salah satu pelaku yang di Jogja (W) mengundang pelaku yang dari luar Jogja (RD) untuk datang menemui korban," ungkap Endriadi.

Endriadi mengatakan W dan RD lantas menjemput RTA dan mengajaknya ke kos W di di kawasan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman pada Selasa (11/7/2023).

Di kos itu, ketiganya disebut Endriadi melakukan aktivitas tak wajar yang berujung pada tewasnya RTA.

Bagian Tubuh Korban Mulai Ditemukan Setelah Dibuang

Potongan tubuh RTA berupa bagian kaki dan tangan kiri pertama kali ditemukan di Sungai Bedog perbatasan Kelurahan Bangunkerto dan Kelurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (12/7/2023), malam.

Setelahnya, polisi juga menemukan bagian tubuh lainnya, organ dalam usus, hingga kepala dan potongan tangan lainnya.

Meski demikian, hingga saat ini polisi masih terus melakukan pencarian terhadap potongan tubuh RTA yang lain.

Pihak Polda DIY pun mengimbau warga DIY untuk ikut serta membantu polisi.

Wakil Dirkrimum Polda DIY, AKBP Tri Panungko, berharap warga DIY segera melapor apabila menemukan potongan tubuh korban atau mengetahui soal kasus pembunuhan terhadap R.

“Kami mengimbau seluruh warga DIY, apabila menemukan hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa ini, seperti potongan tubuh lainnya, silakan melapor,” ujar Panungko.

“Kalau ada masyarakat yang mengetahui peristiwa ini, bisa menjadi saksi,” imbuhnya.

Mahasiswa UMY Gelar Doa Bersama

Menyusul terungkapnya kasus pembunuhan terhadap RTA, mahasiswa UMY menggelar doa bersama di depan gedung Rektorat UMY pada Senin (17/7/2023).

Tak hanya berdoa bersama, mereka juga menyalakan lilin dan menabur bunga sebagai simbol kehilangan RTA.

Meski demikian, perwakilan dosen Fakultas Hukum UMT, Iwan Satriawan, mengungkapkan pihaknya masih meragukan apakah yang menjadi korban mutilasi benar RTA.

Karena itu, sampai saat ini pihak FH UMY belum merilis ucapan belasungkawa dan melakukan salat gaib.

Baca juga: Kasus Mutilasi Mahasiswa di Yogyakarta: 2 Pelaku Eksekusi Korban di Kos, Motif Pembunuhan Didalami

"Sebagian masih ragu untuk salat gaib, tapi tadi sudah ada yang melakukannya. Kami lakukan setelah mendapat keterangan dari penyidik kepolisian," ujar Iwan kepada TribunJogja.com, Senin.

Kendati demikian, Iwan secara pribadi menyakini korban mutilasi di Sleman adalah RTA.

Pasalnya, sejumlah bukti yang dibeberkan oleh polisi mengarah pada anak didiknya tersebut.

"Dari beberapa bukti seperti aksesori yang melekat. Dari sana kami yakin, dan ini sudah dikonfirmasi pihak keluarga, mereka membenarkan bahwa aksesori itu milik Redho," jelas dia.

Selanjutnya, pihak FH UMY, dikatakan Iwan, mengawal kasus yang menimpa Redho.

Ia sudah menjalin komunikasi dengan keluarga RTA setelah bertemu di RS Bhayangkara pada Minggu (17/7/2023) malam.

"Kami sekarang pendampingan. Pihak keluarga sudah kami tawarkan dengan pusat konsultasi dan bantuan hukum," pungkasnya.

Sebagai informasi, RTA adalah mahasiswa FH UMY semester empat yang berasal dari Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

(Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Penyebab Tewasnya RTA Korban Mutilasi di Sleman, Polisi: Akibat Aktivitas Tak Wajar di Kos Pelaku

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved