Berita NTB

Minimnya Literatur Sejarah Lombok Mendorong Gegen dan Rekan-rekan Bentuk Komunitas LHSS di NTB

Gegen mengatakan, anggota LHSS berasal dari berbagai latar belakang. Siapapun yang berminat mengetahui tentang sejarah diperbolehkan bergabung.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Ali Akbar (tengah) dan Gegen (kanan) saat membahas sejarah berdirinya komunitas LHSS di Studio TribunLombok.com, Senin (10/7/2023) malam. 

Laporan wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM- Minimnya literatur yang membahas tentang sejarah Lombok mendorong Ahmad Sugeng alias Gegen dan rekan-rekanya membentuk komunitas Lombok Heritage and  Science Sosciety (LHSS).

Komunitas tersebut rutin diskusi tentang sejarah khususnya sejarah Lombok. Gegen yang menjabat Sekretaris LHSS mengatakan, beberapa kali dia dan anggota komunitas menggelar pameran sejarah.

"Lebih banyak diskusi masalah sejarah Lombok dan pameran foto. Kegiatan lebih banyak edukasi sejarah Lombok kepada masyarakat," kata Gegen di studio TribunLombok.com, Senin (10/7/2023) malam.

Gegen mengatakan, anggota LHSS berasal dari berbagai latar belakang. Siapapun yang berminat mengetahui tentang sejarah diperbolehkan bergabung.

Gegen mengatakan, minimnya sejarah Lombok disebabkan antara lain minimnya literatur tentang sejarah Lombok. Justru sejarah tentang Lombok banyak ditemukan di Belanda.

"Alasannya karena tidak ada sejarawan nasional yang memiliki data Lombok," kata Gegen.

Belanda kembalikan harta karun Lombok

Seperti diwartakan Tribun, pemerintah Belanda akan mengembalikan benda bersejarah asal Lombok yang disebut-sebut sebagai harta karun.

Ali Akbar yang juga pegiat sejarah di LHSS mengatakan ini merupakan sebuah kemenangan jika dilihat dari kacamata politik.

Namun, Ali menilai pengembalian benda bersejarah tersebut adalah bukti kekayaan Lombok di masa lalu.

Ali mengatakan, pengembalian benda bersejarah itu memungkinkan untuk penyusunan kembali sejarah Lombok.

"Kita bisa menyusun kembali sejarah yang hilang, dari 70 persen harta yang dikembalikan milik Lombok," jelas Ali.

Sementara Gegen mengatakan, pengembalian oleh pemerintah Belanda ini sebagai bukti bahwa Lombok memiliki sejarah besar. "Tidak kalah dengan daerah lain," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved