2 PMI NTB Hilang Kontak Selama di Libya, Keluarga Dapat Kabar Penyiksaan dari Video Viral

Pihak keluarga tak tahu-menahu perihal keberangkatan korban ke Libya hingga akhirnya mendapat kabar dari video viral di media sosial

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. Kemlu RI
Pejabat Kementerian Luar Negeri RI dan Anggota DPR RI Dapil Lombok H Bambang Kristiono menyambut kedatangan PMI NTB Sri Muliemi dan Yuliana di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jawa Barat, Rabu (28/6/2023). 

Yuliana mengaku saat berangkat menjadi PMI, tujuan utamanya adalah Turki.

Namun saat di bandara, tiket yang diberikan tekong alias calo yang merekrutnya malah untuk naik pesawat yang membawanya ke Libya.

"Janjinya mau pergi ke Turki, terus tiba tiba ke Libya, saya gak tahu itu," kata Yuliana mengingat awal mula keberangkatannya, Senin (3/7/2023).

Mata Yuliana tidak henti henti-hentinya meneteskan air mata saat mengingat perjuangannya menjadi PMI.

Sebelum diberangkatkan ke Libya, Yuliana sempat tinggal di Jakarta selama 5 hari.

Ditemani sang kakak perempuannya, Yuliana mengaku keinginannya bekerja di luar negeri tapi ternyata diberangkatkan lewat jalur ilegal.

Yuliana mengaku, paspor yang digunakan bukan namanya melainkan atas nama Anisa yang sama sekali tidak dikenalinya.

Baca juga: Kisah PMI NTB Disiksa Majikan di Libya: Dijanjikan ke Turki, Diberangkatkan Pakai Paspor Orang Lain

"Paspor itu paspor palsu, bukan paspor asli. Namanya orang lain, makanya disebut namanya Anisa, padahal di KTP Yuliana," jelas salah satu korban TPPO tersebut.

Yuliana mengatakan, paspor yang akan digunakan untuk bekerja tersebut diberikan saat sudah di bandara.

Bahkan Yuliana tidak mengetahui identitas asli dari calo tersebut.

Dia hanya tahu calo tersebut berasal dari Lape, Kabupaten Sumbawa.

Yuliana mengaku tidak bermasalah dengan pendapatannya selama di Libya.

"Gaji dikasih lancar," kata Yuliana singkat.

Kuasa hukum Yuliana, Ali Al Khairi menerangkan pengakuan Yuliana soal alasan sehingga disiksa majikan selama bekerja di Libya.

"Ggara-gara rasa kopi yang kurang manis, telat memandikan anak," ucapnya, Senin (3/7/2023) saat dihubungi TribunLombok.com.

Selama bekerja di Libya, Yuliana tidak diberikan akses untuk berkomunikasi. HP-nya disita majikan.

Beruntungnya, Yuliana tinggal bersama beberapa temannya sehingga dia bisa meminjam HP untuk mengadu ke keluarga.

Berbekal HP temannya itu, Yuliana membuat konten curhat mengenai kisahnya disiksa majikan hingga viral di media sosial.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved