Pilpres 2024

Pengamat Soal Mimpi Naik Kereta Api: SBY Coba Mengambil Hati Megawati Soekarnoputri

Kunto berpendapat, kicauan SBY tersebut tak bisa sekaligus dimaknai sebagai terbukanya pintu koalisi antara Demokrat dan PDIP.

|
Editor: Dion DB Putra
Tim dokumentasi Jusuf Kalla via Kompas.com
Para tokoh nasional tampak menghadiri Gala Dinner G20 di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Selasa (15/11/2022) malam. Tampak dalam foto: Ketua DPR Puan Maharani, Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla. 

Lebih lanjut, Kunto menyebut, jika saja dalam beberapa waktu ke depan terjadi pertemuan lanjutan antara PDIP dan Demokrat, atau bahkan SBY dan Mega, maka bisa dibilang Presiden ke-6 RI itu berhasil mengambil hati sang Presiden ke-5 RI yang akhirnya “luluh”.

“Kita tunggu saja, dalam 1-3 bulan ke depan bagaimana kelanjutan ‘mimpi’ ini,” tuturnya.

Sementara pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat, pertemuan Puan dan AHY dilakukan untuk mulai memulihkan hubungan PDIP dengan Demokrat.

Pangi mengatakan, komunikasi SBY dengan Megawati selama ini dianggap deadlock atau buntu.

"Selama ini, yang dianggap deadlock komunikasi SBY dan Megawati selama ini, AHY dan Puan mencoba memperbaiki hubungan dua partai ini, tentang oase masa depan," ucap Pangi.

Pangi mengatakan, bahasa adik-kakak yang diperlihatkan Puan dan AHY bertujuan menunjukkan hubungan anak presiden yang sekarang seperti saudara.

"Bahasa adik-kakak untuk memperlihatkan panggung sebagai anak presiden yang sekarang seperti saudara, ini salah satu cara atau bagian memperbaiki keadaan masa lalu," katanya.

Menurut Pangi, bahasa seperti itu terkadang dibutuhkan dalam politik. Terlebih, antara PDIP dengan Demokrat yang dianggap kurang akur selama 10 tahun tetakhir.

"Di dalam politik terkadang butuh bahasa-bahasa seperti ini, karena lagi mesra, lagi PDKT tentu harus mengunakan bahasa yang sedikit lebay, namanya aja upaya atau ikhtiar memperbaiki komunikasi politik dua partai ini yang pernah 10 tahun tidak baik, saling menyalahkan dan saling serang," ungkapnya.

Lebih lanjut, katanya, Puan dan AHY ingin mendamaikan masa lalu. Meski demikian, Pangi belum yakin Demokrat akan mengubah arah dukungannya ke Ganjar Pranowo bersana PDIP.

"Apakah koalisi Demokrat dan koalisi PDIP benar-benar akan terwujud, saya enggak yakin koalisi ini akan nyata kalau bergaining position yang ditawarkan ke Demokrat enggak cukup menjanjikan dan harapan basa basi politik semata," kata Pangi.

"Kalau AHY ditawarkan sebagai menteri saya pikir lebih baik AHY berkoalisi dengan koalisi perubahan, kecuali kalau AHY menjadi Cawapres Ganjar, itu baru kongkrit bukan basa basi politik bagi PDIP," pungkasnya. (tribun network)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved