Berita Bima

Ketinggian Gundukan Tanah Akibat Retakan di Bima Capai 2,5 Meter bak Gunung Baru

Pola gundukan terlihat beberapa titik, mulai dari pegunungan, hingga ke area kebun yang letaknya hanya beberapa meter dengan pemukiman padat penduduk.

Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
BPBD Kabupaten Bima
Gundukan tanah bak membentuk gunung baru, akibat dari aktivitas retakan tanah di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Selasa (6/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Ketinggian gundukan akibat fenomena retakan tanah di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima mencapai 2,5 meter.

Bak membentuk gunung baru, tanah yang naik ke atas dari permukaan tanah tersebut kini menjadi perhatian serius.

Pola gundukan terlihat beberapa titik, mulai dari pegunungan, hingga ke area kebun yang letaknya hanya beberapa meter dengan pemukiman padat penduduk.

"Yang paling tinggi itu di kebun, dekat sekali jaraknya dengan pemukiman padat penduduk di Dusun Muku," ungkap Kalak BPBD Kabupaten Bima, Isyrah.

Sebenarnya kata Isyrah, fenomena tanah yang naik ke atas permukaan tersebut sudah berlangsung beberapa hari.

Baca juga: Polda NTB: Terduga Teroris yang Ditangkap di Bima Dibawa ke Jakarta

 

Namun tidak seagresif dan seintens ini, sehingga membuat pihaknya terus berkoordinasi dengan tim peneliti PVMBG di Bandung.

Isyrah pun menganalogikan retakan tanah di Dusun Muku saat ini, seperti sebuah tikar yang digelar tapi ujungnya menabrak tembok atau dinding, sehingga tidak bisa tembus.

"Jadi bentuknya itu tidak rata, seakan tanah ini bergerak ada yang bisa ditembus terus naik ke atas," jelasnya.

Ia mengaku, tidak banyak yang bisa dilakukan BPBD Kabupaten Bima terkait fenomena ini.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan tim PVMBG, melaporkan setiap apapun perkembangan yang terjadi.

Sementara itu warga di Dusun Muku, sudah ada yang mulai mengungsikan perabotan rumah dan harta benda berharga, untuk berjaga-jaga.

"Jadi warga ada yang sudah mulai angkut barang-barangnya, tapi tetap kembali tidur atau beraktifitas di rumahnya," tandas Isyrah.

Pada berita sebelumnya, terjadi gerakan baru dari fenomena retakan tanah di Dusun Muku Bima, Selasa 6 Juni 2023.

Sejak dikabarkan pada pertengahan Mei 2023 lalu, hingga kini fenomena retakan tanah tersebut belum memiliki penjelasan yang logis.

Bahkan suara retakan tanah bisa didengar oleh warga, sehingga membuat warga khawatir dan meminta pemerintah untuk melakukan sesuatu.

Setidaknya ada 3000 orang penduduk, yang tinggal di dusun tersebut dan kini terancam dievakuasi keseluruhannya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved