Masuk Skala Menengah Rawan Bencana, Pemkot Bima Bahas Ancaman Perubahan Iklim
Dengan menggandeng Islamic Relief, Pemerintah Kota Bima mulai mengambil langkah untuk menangani perubahan iklim.
Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
Sementara itu, CEO Yayasan Relief Islamic Indonesia, Ade Reno S menyampaikan, negara Indonesia salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana paling tinggi di dunia.
"Semua bencana ada di Indonesia, makanya Indonesia disebut supermarket bencana," sebutnya.
Hal itu dibuktikan dengan adanya tsunami aceh, longsor dan banjir yang melanda seluruh penjuru tanah air.
Termasuk Kota Bima pun, pernah mengalami kisah pilu ditimpa bencana banjir bandang tahun 2016 lalu.
Berangkat dari hal itu lanjutnya, Indonesia tidak lagi disebut dengan supermarket bencana, melainkan disebut laboratorium bencana.
"Kita bisa belajar, kita bisa melawan dengan mitigasi bencana, kesiapsiagaannya, hingga pemerintah pusat sampai daerah begitu sigap menghadapi bencana, sehingga menjadikan Indonesia sebagai tempat laboratorium bagi dunia untuk belajar menghadapi dan menangani bencana," jelas Ade.
Ade menjelaskan, kaitan dengan project ini, Indonesia juga saat ini menjadi urutan ke 14 di dunia yang memiliki resiko iklim.
Permukaan air laut saat ini meningkat dibanding 20 tahun yang lalu, begitu juga terumbu karang terjadi adanya perubahan pemutihan terumbu karang sehingga ikan kehilangan rumahnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data dari indeks resiko bencana Indonesia, resiko bencana provinsi NTB masuk pada skala menengah.
Sementara resiko iklimnya, berdasarkan hasil penelitian bersama IPB dengan nama project Claimer Projection atau memproyeksi iklim 30 tahun mendatang.
Hasilnya pada tahun 2050 akan ada peningkatan suhu sebesar 1 persen.
Kemudian pada tahun 2060 akan ada peningkatan suhu antara 1.6 sampai 2 derajat celcius, jadi cukup panas.
Sementara curah hujan akan alami peningkatan dan penurunan sebesar 5 persen di tahun 2060 antara Desember-Februari, sebagian tempat curah hujan tinggi, dan sebagian tempat alami kekeringan.
Dengan demikian, perubahan iklim itu sudah nyata adanya saat ini yang berdampak pada sektor pertanian, perikanan dan sektor kehutanan.
(*)
Pemprov NTB Siapkan Dapur Umum untuk Korban Banjir Mataram |
![]() |
---|
Banjir Mataram 2025: Alarm Perubahan Iklim dan Urgensi Penataan DAS |
![]() |
---|
Rekonstruksi Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di Mataram, Tersangka Lempar Surat Tuduhan Pemerasan |
![]() |
---|
Mahasiswa di Kota Bima Ditemukan Berlumuran Darah di Kamar Kos, Diduga Korban Penganiayaan |
![]() |
---|
Perkuat Ketangguhan Kawasan, KONSEPSI dan Pemda Lombok Utara Dorong Kerja Sama PRB-API |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.