Berita Bima

Harga Garam di Bima Tembus Rp480.000 Per Karung

"Itu harga garam di tingkat petani, harga di tambak itu," ungkap Suryadin, petani garam di Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Petani garam saat memanen menggunakan alat sederhana di tambak garam tradisional di Sondosia Kabupaten Bima. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Sejak pertengahan tahun lalu hingga April 2023, harga garam di Bima terus naik.

Harga garam di tingkat petani saat ini, bahkan mencapai Rp480 ribu per karung ukuran 70 kilogram.

"Itu harga garam di tingkat petani, harga di tambak itu," ungkap Suryadin, petani garam di Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Jika dibandingkan pada tahun lalu, harga garam paling tinggi hanya sampai pada angka Rp150 ribu per zak.

Tapi karena musim hujan yang panjang dan curah hujan tinggi, sehingga petani garam tidak bisa melakukan produksi.

Baca juga: Bawaslu Ungkap Masih Ada Ratusan Data Pemilih Bermasalah di Kota Bima 

Dampaknya, stok garam kosong yang membuat harga garam melonjak tinggi.

"Saat sekarang saja, kami petani sama sekali ga punya garam, kosong," akunya.

Jika melihat cuaca, Suryadin berencana akan mulai memproduksi garam, untuk mengikuti tingginya harga saat ini.

Ia memprakirakan, proses produksi selama satu bulan bisa dikejar jika panas matahari mendukung.

Tahap awal yang dilakukan, petani harus mengeringkan media tambang garam yakni tambak.

Setelah itu kemana air dilakukan, yang sangat bergantung pada teriknya matahari agar tingkat keasinan air laut maksimal dan menghasilkan garam berkwalitas.

"Suhu panasnya itu minimal 40 derajat celcius, baru garam bisa terbentuk dengan bagus," tambahnya.

Jika sukses, maka bulan lalu sudah bisa dipanen tapi dengan hasil yang belum maksimal, yakni 1 sampai 2 karung saja.

"Itu panen pertama, kalau setelahnya itu bisa lebih dari itu panennya," ujarnya.

Suryadin sendiri memiliki 50 are lahan tambak garam, yang sudah kelolanya puluhan tahun.

"Dengan luas lahan itu, saya bisa panen 150 karung, setara dengan lima atau enam juta per satu pekan panen. Kalau dengan harga sekarang ini, tentu kami sangat diuntungkan," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved