Berita Dompu

Peredaran Uang di Kabupaten Dompu Diklaim Meningkat Berkat Jagung

Dari program menanam jagung jumlah uang beredar di Dompu diestimasi sebesar Rp1.831.036.000.000

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Jagung hasil panen warga di Bima dan Dompu, dijemur di sepanjang jalan-jalan protokol, usai dipanen. Dari program menanam jagung jumlah uang beredar di Dompu diestimasi sebesar Rp1.831.036.000.000. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Peredaran uang di Kabupaten Dompu meningkat secara drastis, menjelang hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Meningkatnya jumlah uang yang beredar tersebut, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat khususnya para petani.

Peredaran uang yang tinggi tersebut, berdampak positif bagi perputaran perekonomian.

Dengan tingginya peredaran uang, membuat geliat perekonomian masyarakat ikut bergerak.

Baca juga: Panen Jagung di Bima Buat Petani Sumringah, Harga Tembus Rp5.000 Per Kilogram

"Banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat secara signifikan, disumbang oleh komoditi jagung dan padi yang diupayakan para petani," ungkap Bupati Dompu, H Kader Jaelani.

Menurut pria yang akrab disapa AKJ ini, mengacu pada data per 17 April 2023, dari program menanam jagung jumlah uang beredar diestimasi sebesar Rp1.831.036.000.000.

Uang tersebut merupakan hasil penjualan jagung para petani, dari total luas lahan 67.071 hektare, dengan perkiraan total produksi 435.961,5 ton dengan kisaran harga atau di atas HPP terbaru.

Bupati AKJ juga mengungkap, komoditi lainnya yaitu padi ikut berkontribusi meningkatnya peredaran jumlah uang di masyarakat.

Diakuinya komoditi padi menyumbang uang sebesar Rp912.549.300.000, perkiraan dihasilkan dari luas tanam 34.673 hektar dengan perkiraan produksi 194.169 Ton sesuai HPP sebesar Rp. 4.700/KG Gabah Kering Panen (GKP).

"Dari kedua komoditi ini bila dikalkulasikan dihasilkan uang lebih kurang sebesar 2,7 Triliun dan angka inilah kisaran jumlah total uang beredar saat ini di masyarakat," jelasnya.

Meskipun komoditi jagung dan padi telah berdampak yang baik, dengan memberikan sumbangan bagi meningkatnya peredaran uang di Bumi Nggahi Rawi Pahu, dirinya sebagai bupati tetap mengingatkan masyarakat agar tidak lagi merusak atau merambah hutan.

Fakta Kabupaten Dompu kerap terjadi bencana banjir dan tanah longsor, sebagai tanda alam sulit bersahabat.

"Oleh karena itu sudah saatnya untuk kembali ke alam, untuk menjaga, melindungi dan melestarikannya dari kerusakan dengan menanami pohon pelindung serta tidak lagi merambah hutan," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved