Berita Bima

Safari Ramadan, Wali Kota Bima Soroti Perkelahian Antar Kampung

Telah dikeluarkan imbauan bagi warga Kota Bima, terutama pemuda agar tidak melaksanakan hal-hal mubazir, yang bukan waktunya

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. Diskominfotik Kota Bima
Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi saat Safari Ramadan di Masjid Al-Ijtihad Lingkungan Sadia 1 Kelurahan Sadia Kecamatan Mpunda Kota Bima, Jumat (31/3/2023). Telah dikeluarkan imbauan bagi warga Kota Bima, terutama pemuda agar tidak melaksanakan hal-hal mubazir, yang bukan waktunya. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi menyoroti insiden perkelahian antarkampung yang kerap terjadi.

Ia menegaskan, tidak ingin insiden serupa terjadi lagi di Kota Bima.

"Saya tidak menginginkan lagi terjadinya perkelahian antar kampung yang tidak ada henti-hentinya, seperti kejadian terakhir di Penaraga dan Penatoi," tegasnya saat Safari Ramadan di Masjid Al-Ijtihad Lingkungan Sadia 1 Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Jumat (31/3/2023).

Lutfi mengaku, komitmen pemerintah terhadap sisi keagamaan begitu kuat.

Tercermin bukan saja dari sikap pemerintah dalam menganggarkan bantuan untuk keagamaan, baik berupa bantuan masjid/musala, majelis ta'lim, guru ngaji, marbot, bilal dan lainnya.

Baca juga: Safari Ramadhan 2023 Jadi Ajang Pamit Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy di Akhir Masa Jabatan

Tapi juga dalam menerapkan peraturan-peraturan, yang berhubungan dengan keadaan masyarakat kita.

"Setiap pergantian tahun baru, kita tidak lagi menggelar pawai, pesta kembang api dan lainnya, tapi menghimbau kepada masyarakat untuk mengisi dan memakmurkan masjid dengan majelis dzikir dan doa," ujarnya.

Begitu juga di bulan ramadan, telah dikeluarkan imbauan bagi warga, terutama pemuda agar tidak melaksanakan hal-hal mubazir, yang bukan waktunya.

"TNI dan Polri bekerja siang malam melaksanakan himbauan itu," ungkapnya.

Politisi Golkar ini menambahkan, kondusivitas daerah sangat bergantung pada masyarakat itu sendiri.

Jika masyarakat memiliki kesadaran, maka daerah pasti aman, RT, RW dan masyarakat harus saling mengingatkan, karena umat islam sesungguhnya diwajibkan untuk saling mengingatkan.

"Alhamdulillah, periode kepemimpinan saya dengan Pak Feri Sofiyan, geliat membangun rumah ibadah bukan hanya sekedar keinginan pemerintah saja, tapi semangat masyarakat lah yang luar biasa membangun rumah ibadah," tandasnya.

Dengan pembangunan dan perbaikan tempat ibadah yang lebih layak, maka harapan ke depan kalangan pemuda sebagai pewaris, bisa memakmurkan.

Lebih jauh lagi, mentalitas dan jati diri kalangan muda terbentuk berdasarkan sendi-sendi agama, hingga bisa membangun daerah lebih maju.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved