Ubah Stigma dan Deradikalisasi, Puluhan Eks Napiter di Bima Bagi Takjil Bersama Mabes Polri
Bulan suci Ramadan ini, dimanfaatkan puluhan eks Napiter di Bima untuk berbagi ke sesama warga. Mereka membagi takjil bersama polisi di pinggir jalan.
Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Puluhan Eks Nara Pidana Terorisme (Napiter) di Bima tampil ke publik.
Bulan suci Ramadan ini, dimanfaatkan puluhan eks Napiter di Bima untuk berbagi ke sesama warga.
Mulai dari berbagi Takjil, hingga buka puasa bersama secara terbuka di Taman Panda Bima, Jumat (24/3/2023).
Selama ini, biasanya para eks Napiter ini hanya bersosialisasi sesama kalangannya dengan ruang terbatas.
Namun kali ini, mereka mulai mendobrak stigma radikal yang terlanjur menempel selama ini, dengan berbaur bersama masyarakat umum.
Koordinator puluhan eks Napiter, Iskandar Abu Qutaibah mengaku, kegiatan ini sengaja dilakukan karena ingin berbagi kepada sesama di bulan suci Ramadan.
Baca juga: Mantan Kepala Dinas Perhubungan NTB Terima Bantuan Kursi Roda Elektrik
Selain mulai menunjukan kepada publik tentang identitas mereka sebagai mantan Nara Pidana Teroris, Iskandar mengaku ini menjadi langkah besar mengubah pola pikir yang terbentuk selama ini.
Mulai dari pola pikir para ikhwan tentang islam, maupun pola pikir masyarakat umum terhadap para ikhwan.
Iskandar mengaku, setidaknya ada 30 eks Napiter yang tersebar di kota dan Kabupaten Bima.
"Kami berkumpul dalam sebuah wadah Yayasan Cahaya Ukhuwah Gemilang Bima," ujarnya.
Puluhan eks Napiter ini bersepakat mengubah pola pikir, yang selama ini dengan mudah memvonis orang atau pihak lain kafir.
"Mengubah pola pikir bahwa aparat, pegawai negeri itu melekat vonis semua serba kafir karena beda pandangan soal fikih dan lainnya," jelas Iskandar.
Sejauh ini, ia dan eks Napiter lain kerap menggelar acara silaturahmi dan intens berdiskusi tentang apapun.
Bahkan yang terbaru, ia dan puluhan eks Napiter lainnya mulai menggelar lomba terbatas, seperti pertandingan futsal.
"Baru kemarin kami lomba futsal, sekedar menyalurkan hobi dan menjalin tali ukhuwah dan silaturahmi," tandasnya.
Yayasan yang berdiri tahun 2022 ini, menjadi wadah bagi puluhan eks Napiter berbagi, saling menguatkan dan bertukar pikiran.
Selain itu, menjadi langkah nyata untuk deradikalisasi paham-paham ekstrim yang sebenarnya selama ini telah menyusahkan diri sendiri.
Iskandar menambahkan, mereka juga mendapatkan banyak program pendampingan dari Mabes Polri, usai berikrar kembali ke NKRI.
Mulai pelatihan usaha, hingga bantuan berswadaya dengan sesama eks Napiter.
Tujuan dari semua pendampingan tersebut jelas Iskandar, menunjukkan negara selalu ada bagi para eks Napiter yang kembali ke NKRI.
Selain itu, ada misi dimana deradikalisasi menjadi komitmen dan misi bersama untuk dijalankan.
"Seperti hari ini, kami berkumpul, berbagi takjil, buka puasa bersama dan bantuan sembako untuk temen-temen eks Napiter," pungkas Iskandar.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.