Opini
Mewaspadai Ancaman Para Predator Anak di Sekitar Kita
Melihat tiga potret kekerasan yang menimpa anak-anaktersebut bukan berarti di daerah lainnya nihil hal serupa.
Bilamana mereka sudah kokoh dengan basis pengetahuan untuk bertahan, maka di sekolah atau di tengah masyarakat, mereka ; anak-anak tersebut dipastikan akan aman dari ragam risiko.
Mengantisipasi bergentayangannya para predator anak, maka anak-anak sejak awal harus diberi pemahaman hak-hak anak dan kewajiban anak dalam upaya perlindungan diri dari ragam kekerasan.
Namun lagi-lagi, keluarga kadang tidak dapat menjadi benteng pemertahanan masa depan anak karena beragam faktor. “Kemisikinan” adalah awal sengkarutnya.
Miskin ekonomi, miskin ilmu pengetahuan, miskin pemahaman agama hingga miskin kualitas personal (kesehatan jiwa) adalah diantara peletup binalitas yang kerap memunculkan potensi dan aksi.
Saatnya anak-anak sejak usia dini diperkenalkan tentang pendidikan seks di dalam keluarga atau di sekolah.
Pengetahuan tentang mana anggota badan yang boleh dilihat atau dipegang oleh ibu atau bapak (bila dengan anak perempuan atau lelaki) ; pada usia berapa, dan pada kondisi bagaimana. Termasuk bagaimana upaya preventif anak ketika akan menjadi korban di rumah dan di luar rumah.
Anak diproteksi untuk berani mengatakan tidak, berani melawan dan berani bercerita (melapor).
Mengenal Predator Anak
Acapkali masyarakat atau anak sebagai korban tidak mengetahui persis ciri dan karakteristik para predator. Namun sebagaimana kasus-kasus terdahulu mencirikan sebagai berikut, pertama.
Ramah, peduli dan dermawan, hal ini dimaksudkan agar anak terpesona dengan kebaikannya. Kedua, dekat dengan lingkungan sekitar, namun jangan terkecoh bahwa pelaku lain juga adalah orang yang tidak dikenal.
Ketiga, predator dekat secara fisik dengan anak, bahkan sering menyentuh area di luar sensitif, hal ini merupakan bentuk manipulatif agar tidak dicurigai (misalnya menyentuh kepala atau pundak).
Keempat, senang bekerja penuh waktu bersama di dunia anak, hal ini sebagai modal untuk mengidentifikasi mangsa.
Predator lain dapat juga berwujud nyata tanpa modus sebagaimana pencirian di atas, misalnya melancarkan aksi bejatnya dengan terbuka seperti eksibisionisme, kontak fisik ; sodomi, pemerkosaan, pencabulan, incest, dan bentuk lain seperti masturbasi di hadapan anak di bawah umur atau memaksa anak untuk masturbasi.
Memaksimalkan Pranata Sosial : Langkah Strategis
Dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, BAB III Pasal 4 disebutkan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Kakek di Lombok Timur Rudapaksa Cucu Sendiri Dalih Keluarkan Aura Negatif dari Tubuh |
![]() |
---|
Perjalanan Kasus Herry Wirawan yang Rudapaksa 13 Santriwati di Bandung Hingga Divonis Hukuman Mati |
![]() |
---|
Modus Ngedate, ABG di Dompu Malah Nekat akan Rudapaksa Gadis Pujaan Hati |
![]() |
---|
Bapak yang Rudapaksa Anak Kandung di Dompu Terancam Penjara 15 Tahun dan Denda Rp5 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.