Kurma Lombok
Cerita Petani Kurma Lombok Utara: 'Awalnya Kami Dikira Gila'
Para petani kurma di Lombok Utara, Provinsi NTB kini semakin semangat menanam pohon kurma.
Penulis: Laelatunniam | Editor: Sirtupillaili
Ringkasan Berita:
- Petani di Lombok Utara awalnya tidak percaya kurma bisa berbuah di Pulau Lombok.
- Setelah hampir lima tahun para petani kini merasakan manisnya hasil panen buah kurma.
- Kurma Rinjani (Kurmi), Lombok Utara merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
TRIBUNLOMNBOK.COM, TANJUNG - Tidak mudah bagi petani di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) beralih menanam pohon kurma.
Lima tahun silam, hampir tak ada yang percaya bahwa kurma bisa berbuah di Indonesia, termasuk para petani sendiri.
Selama ini, masyarakat meyakini buah kurma hanya bisa hidup dan berbuah di kawasan jazirah Arab, Timur Tengah.
Bahkan buah kurma yang disebut buah nabi ini seolah-olah sudah menjadi "milik" negara kawasan Timur Tengah.
"Pada awalnya kita (kami) dikiria gila tanam korma di Lombok Utara," tutur Amaq Lebih alias Risman Eka (53), salah satu petani kurma di Desa Rempek, Kecamatan Gangga, pada Selasa (18/11/2025).
Amaq Lebih dan petani kurma lainnya juga sama, mereka awalnya ragu menanam pohon kurma. Selama berabad-abad sejak zaman nenek moyang, tidak pernah ada cerita kurma berbuah di Lombok.
Secara geografis, lokasi Desa Rempek berdekatan dengan wilayah pegunungan Rinjani yang subur. Sementara kurma tumbuh di daerah kering atau gurun.
Di lahan seluas 76 are miliknya, selama ini dia hanya menanam kacang, jagung, dan palawija lainnya.
Sehingga ia sangat memaklumi, kala itu disebut gila ketika hendak menanam pohon kurma di kampung.
Baca juga: Diakui Dunia, NTB Bisa Jadi Percontohan Pengembangan Kurma Indonesia
Tapi setelah coba diyakinkan, sekitar tahun 2018, setelah gempa besar mengguncang Lombok, mereka mulai memcoba menanam.
"Bisa hidup enggak kurma kalau dibawa ke Lombok? pikiran saya waktu itu," ujarnya.
"Tapi saya nekat saja tanam. Setelah saya tanam terus saya tinggal. Saya tanam sama planter bag-nya waktu itu," tutur Amaq Lebih, sembari tersenyum.
Seiring waktu, dengan penuh kesabaran, Amaq Lebih bersama petani kurma lainnya tetap merawat agar pohon kurma bisa berbuah.
Beberapa pohon gagal dan mati sebelum tumbuh besar.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Amaq-Lebih-1.jpg)