Kurma Lombok
Cerita Petani Kurma Lombok Utara: 'Awalnya Kami Dikira Gila'
Para petani kurma di Lombok Utara, Provinsi NTB kini semakin semangat menanam pohon kurma.
Penulis: Laelatunniam | Editor: Sirtupillaili
Hasil yang didapatkan pun lumayan. Pada panen buah pertama, Amaq Lebih mendapatkan Rp50 juta. Jauh berbeda dibandingkan tanam padi hanya Rp5-6 juta.
Makin Semangat Tanam Kurma
Ade Hendrawan alias Wawan (35), petani kurma liannya mengaku, sekarang mereka lebih optimis dalam menanam pohon kurma. Sebab hasil panen kurma sudah bisa dirasakan warga.
"Insya Allah akan menghadirkan kesejahteraan bagi petani, termasuk menyerap tenaga kerja, karena nilai jual kurma ini lumayan," katanya.
Sebagai petani muda, ia tertarik menanam pohon kurma karena unik dan harga jualnya juga bagus. Mereka bisa menjual Rp400 ribu per kilogram di tempat.
"Untuk panen awal kita habis untuk tamu (pengunjung) yang datang," katanya.
Saat ini semakin banyak petani beralih menanam pohon kurma. Baik petani yang menanam dalam sekala rumahan maupun hamparan yang lebih luas.
"Petani rumahan itu banyak, rata-rata menanam satu sampai dua pohon di pekarangan, semua itu kita bina dengan sistem penjualan satu pintu," katanya.
Sementara untuk lahan hamparan dikelola secara bersama-sama dengan tim Ukhuwah Datu Nusantara. Petani saling membantu sampai proses penjualannya pun satu pintu untuk menjaga stabilitas harga.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Amaq-Lebih-1.jpg)