Berita Lombok
Soal Abrasi di Gili Trawangan Gili Meno dan Gili Air, Begini Solusi Pemda Lombok Utara
Pemda Lombok Utara masih dilematis dalam proses penanganan abrasi yang terjadi di kawasan wisata tiga gili, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Utara Anding Dwi Cahyadi mengatensi abrasi di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air (Tramena).
Menurut Sekda Anding Duwi Cahyadi membangun pemecah ombak, pengadaan talud, hingga penanaman pohon menjadi solusi.
Namun dalam pelaksanaannya, akan menjadi buah simala kama bagi Pemerintah Daerah Lombok Utara.
Karena hal itu berpotensi merusak keindahan alam pantai yang selama ini menjadi identitas Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Sehingga hal itu justru bisa mengusik kenyamanan wisatawan hingga berpotensi ditinggalkan wisatawan.
Baca juga: Wisata Lombok, Tarif Penyeberangan Terbaru ke Gili Trawangan Gili Meno dan Gili Air
"Ini abrasi bisa kita tangani dengan membuat talud, pemecah ombak, hingga penanaman pohon," kata Anding Dwi Cahyadi, di ruang kerjanya, Senin (16/1/2023).
Kendati demikian, dikatakan Sekda, persoalan yang dihadapkan kemudian pohon yang ditanam tidak bisa serta-merta tumbuh.
Hingga memang kolaborasi semua pihak diperlukan dalam keseriusan menanggapi persoalan abrasi yang terjadi di Gili Tramena.
Pemda, pemerintah pusat, hingga masyarakat harus sadar akan kelestarian Gili Tramena.
"Pertanyaan yang muncul, akan kah semua punya komitmen, jawabannya masing-masing nilai diri sendirilah sekarang ini. Sebuah problem yang butuh kajian mendalam," katanya.
Hingga tahun 2022 kemarin, Kementrian Bappenas hadir ke Gili Trawangan, hal itu dilakukannya untuk melakukan survei, hingga nantinya akan ditindaklanjuti seperti penanganan gili.
"Bappenas kemarin datang menggunakan helikopter dari Bali, melakukan kajian pengobatan tiga gili ini, seperti apa sih idealnya, dengan tidak mengorbankan alam kemudian masalah bisa terselesaikan," ungkapnya.
Jika dilakukannya pembangunan pemecah ombak hal itu malah akan membuat keindahan dari Gili Tramena hilang, terlebih sejatinya Gili Tramena merupakan kawasan konservasi.
"Apa kita mau menyelesaikan itu dengan meninggalkan pariwisata, menyelesaikan abrasi kemudian pariwisata ditinggalkan?" ujarnya.
Menurutnya menyelesaikan persoalan ini harus dengan cara alami, seperti penanaman pohon dan lain sebagainya.
(*)
| Lindungi Pekerja, Pemkab Lombok Timur Wajibkan BPJS Ketenagakerjaan untuk Semua Sektor |
|
|---|
| Lombok Tengah Masuk Zona Hijau Kepatuhan Pelayanan Publik dengan Skor 91,96 |
|
|---|
| Anggota DPR RI Lale Syifa Kembali Serahkan Bantuan Bagi Warga Terdampak Bencana di Lombok |
|
|---|
| Unik Polres Lombok Tengah Tegur Pelanggar Lalu Lintas dengan Baca Quran |
|
|---|
| Krisis Air Bersih di Desa Bilelando Lombok Tengah, Warga Hanya Andalkan Air Galon dan Bantuan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Anding-Dwi-Cahyadiii.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.