Berita Lombok Timur
Pengembangan Pariwisata di Lombok Timur Dianggap Tak Optimal, Dewan Minta Konsep Diatur Ulang
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur Daeng Paelori memberikan pendapat mengenai kondisi itu.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pengembangan objek pariwisata di Lombok Timur dinilai masih belum berjalan optimal.
Beberapa daerah wisata seperti Sembalun dan Jerowaru pun masih dianggap tak terkelola dengan baik.
Kepada TribunLombok.com, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur Daeng Paelori memberikan pendapat mengenai kondisi itu.
"Begitu banyaknya destinasi-destinasi wisata baik alam, gunung, religi, budaya, dan sebagainya itu kan tidak bisa kita tangkap, padahal daerah ini wisata yang bisa menjadi sebuah potensi besar untuk menggerakkan pembangunan daerah ke depan," ucapnya, Rabu (14/12/2022).
Baca juga: Ketua DPRD Lombok Timur Anggap Wajar Sikap Bupati Meranti: Kekayaan Daerah Seolah Diambil Pusat
Menurutnya, konsep pembangunan kepariwisataan perlu diatur ulang dalam bentuk rencana peraturan RTRW.
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah harus menemukan konsep yang jelas terkait pengembangan pariwisata.
Ia berharap pemerintah dapat mengakomodir upaya masyarakat mengembangkan potensi pariwisata melalui program-program prioritas atau kebijakan tertentu.
Di tempat terpisah, Qori' Bayyinaturrosyi salah satu pelaku wisata yang ada di Lombok Timur mengakui kondisi itu.
Baca juga: Mata Air Terbesar ke-3 di Lombok Timur Aik Koak Dihijaukan Kembali dengan 1.001 Bibit Pohon
Ia menyesalkan langkah pemerintah yang terkadang keliru dalam menyikapi potensi pariwisata di Lombok Timur.
Menurut Qori', selama ini pemerintah memandang pariwisata hanya dari retribusi.
"Akhirnya mindset pembangunan kepariwisataan itu didefinisikan cuman perkara retribusi atau pajak parkir, sedangkan itu pendangkalan makna kepariwisataan," sebutnya.
Ia berpendapat, selama ini orientasi pariwisata terlalu terarah pada uang sehingga esensi berwisata yang berpaku pada pengalaman wisatawan memudar. Dan itu harus diperbaiki.
"Akibatnya setiap wisatawan yang berkunjung kita anggap adalah cuan yang diperoleh dari hasil parkir, kita nggak pernah peduli padahal produk wisata itu justru adalah pengalaman," tutupnya.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.