Di Tengah Banyak Penolakan, Mahasiswa LIT Dukung Harga BBM Naik, Sebut Keadilan Subsidi untuk Rakyat

Para mahasiswa ada yang menolak keras kenaikan harga BBM, namun di sisi lain ternyata ada juga mahasiswa yang lantang mendukung.

ISTIMEWA Hery/TribunLombok.com
Mahasiswa dan Mahasiswi LIT yang viral karena video mereka yang setuju atas kenaikan harga BBM. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Baru-baru ini Pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Berbagai reaksi akan kebijakan tersebut bermunculan.

Tak terkecuali dari para mahasiswa, ada yang menolak keras kenaikan harga BBM, namun di sisi lain ternyata ada juga mahasiswa yang lantang mendukung kenaikan harga BBM ini.

Satu di antaranya adalah Mahasiswa Lombok Institut Teknologi (LIT) yang berlokasi di Kecamatan Lenek, Lombok Timur, yang secara tegas mendukung kenaikkan harga BBM, mulai dari harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar hingga BBM non-subsidi Pertamax.

Baca juga: Pengosongan Bantaran Sungai di Padolo Diundur Lagi

Bukan tampa alasan, dukungan ini mereka lakukan lantaran ia menilai apa yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk keadilan subsidi untuk rakyat Indonesia.

Hal ini di sampaikan satu diantara Mahasiswa LIT, Hery Karisma saat di Konfirmasi TribunLombok.com, Selasa (6/9/2022).

"Di balik penyesuaian ini, kita melihat ada komitmen kuat dari Pemerintah untuk menata pos-pos subsidi, yang awalnya dinikmati sekitar 70 persen kalangan menengah ke atas berubah untuk masyarakat bawah," ucapnya. Ini justru bentuk keadilan subsidi untuk rakyat," ucapnya.

Lebih lanjut Hery mengutip ucapan presiden Jokowi terkait perubahan harga BBM.

Baca juga: Pasca-perusakan Sekolah, Guru SMPN 14 Mataram dan Guru SD Model Mataram Jalin Keakraban

"Kebijakan ini adalah ikhtiar Pemerintah untuk menempatkan subsidi kepada masyarakat lebih berhak, yakni kalangan bawah," sebutnya.

Kebijakan penyesuaian harga BBM kata dia, merupakan langkah realistis yang harus diambil Pemerintah agar beban negara tidak semakin berat. Dengan pengurangan subsidi untuk BBM, maka keuangan negara diharapkan menjadi semakin sehat.

Seperti diketahui, subsidi dan kompensasi negara untuk BBM dari APBN 2022 sudah meningkat hingga tiga kali lipat, yakni dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun.

"Kami mahasiswa LIT memahami situasi ini memang tidak mudah untuk dihadapi, apalagi saat ekonomi belum benar-benar pulih akibat pandemi COVID-19. Namun, ia yakin ini sejatinya adalah opsi paling realistis untuk kebaikan negara dan rakyat," kata dia.

Ia menyebut kenaikan harga BBM bersubsidi maupun non-subsidi merupakan bentuk penyesuaian Pemerintah terhadap harga minyak dunia yang kian melonjak.

BBM bersubsidi Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter dan solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, sementara BBM non-subsidi Pertamax naik dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500per liter.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved