Wawancara Khusus
GM Bandara Lombok Rahmat Adil Indrawan: Kami Hadir untuk Membesarkan Nusa Tenggara Barat
Runway Bandara Lombok ini mengalahkan panjang dan kekuatan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Penulis: Sinto | Editor: Dion DB Putra
Namun demikian masih ada juga beberapa PKL yang memang mencoba untuk melakukan hal-hal di luar ketentuan yang ditetapkan.
Terhadap PKL yang demikian, kita tetap sosialisasikan dan ajak dengan baik-baik. Bizam terus melakukan pendekatan yang humanis.
Saya pernah ke Lombok tahun 2016, dan kalau dibandingkan saat ini keberadaan PKL sudah lebih baik. Mereka beraktivitas tapi tidak menggangu kenyamanan penumpang.
Ya benar pendekatan kami adalah melibatkan mereka sehingga merasa memiliki bandara. Karena satu hal yang saya sering katakan kepada teman-teman itu bahwa sebagai GM saya bisa jadi hanya sampai dua atau tiga tahun di Bandara Lombok.
Namun Bandara Internasional Lombok ini tetap akan berada di sini selamanya sebagai tumpuan hidup masyarakat banyak. Inaq dan anak inaq (ibu) seharusnya menggantikan kami nanti, membesarkan Bandara Internasional Lombok.
Mereka ini (PKL) bukan penjahat. Mereka ini adalah orang yang cari makan namun mereka semuanya perlu ditata, perlu dirapikan.
Jadi kita memperlakukan semua PKL sebagai mitra dan bukan sebagai musuh. Bandara Lombok terus melakukan pendekatan dan kadang-kadang harus lebih tegas agar mereka mentaati peraturan yang ada.
Saat ini pandemi Covid-19 semakin melandai. Kira-kira prediksi traffic penumpang hingga akhir tahun 2022 seperti apa?
Yang pasti saat event WSBK (bulan November 2022), insya Allah, akan naik. Kemudian overall selama tidak ada kebijakan yang baru dari mengenai pelarangan penerbangan dan lain-lain, insya Allah, jumlah penumpang akan tumbuh terus.
Apalagi ada komitmen dari Presiden Jokowi melalui Erick Thohir bahwa tiket pesawat harus murah. Itu penting banget. Karena harga tiket mahal atau murah itu sangat berdampak bagi kami sebagai pengelola bandara.
Mungkin di luar ada pemahaman sebagian orang bahwa bandara itu menjadi faktor yang menyebabkan harga tiket mahal. Padahal cost bandara terhadap airlines itu mungkin hanya sekitar 5 persen.
Saya sendiri melakukan riset saat membuat tesis. Biaya yang paling besar itu adalah avtur atau bahan bakar pesawat dan lising pesawat.
Kondisi saat ini dapat dipastikan harga minyak yang sangat tinggi menciptakan harga tiket pesawat yang luar biasa tinggi. Sebenarnya bukan hanya harga tiket yang naik, biaya kebutuhan pokok sehari-hari pun meningkat.
Tapi kita sudah mendengar langsung kebijakan presiden melalui Menteri BUMN Erick Thohir akan support melalui Garuda. Mudah-mudahan ini menggeliatkan penerbangan kita lagi.
Adakah persiapan khusus Bandara Lombok menjelang WSBK bulan November 2022?
Persiapan kita terkait WSBK bercermin dari tahun sebelumnya adalah akan melakukan segalanya secara terintegrasi dengan seluruh sektor. Semua harus terkoordinir dengan baik sehingga diharapkan proses dari hulu ke hilir bisa berjalan dengan baik.
Alhamdulilah pada saat MotoGP bulan Maret yang lalu, mobilitas di Bandara Lombok berjalan dengan lancar. Hal tersebut tidak terlepas dari tantangan-tantangan yang ada di lapangan.
Hal inilah yang menyebabkan bandara membutuhkan dirijen untuk memastikan setiap lini berjalan dengan baik. Karena mau tidak mau semuanya harus saling berkontribusi satu sama lain.
Adakah hal spesial yang teman-teman di Bandara Lombok alami saat MotoGP?
Pengalaman saat MotoGP adalah flight itu membludak luar biasa. Dan yang datang rata-rata penerbangan VIP sehingga harapannya harus dilayani dengan standar VIP pula.
Untuk memenuhi ekspektasi dari semua stakeholder itu merupakan tantangan yang luar biasa bagi Bandara Lombok. Akan tetapi, jika terkoordinir dengan baik, maka semuanya akan berjalan dengan lancar.
Apa tips Pak Adil sehingga dapat memberikan pelayanan sebagus mungkin kepada semua pihak?
Pertama, adalah kita tentukan dulu standar kita. Kita ini ingin menjadi bandara internasional, ingin menjadi tempat event internasional di Mandalika, berarti standar kita harus standar internasional.
Kalau demikian, kita tidak bisa lagi bicara business as usual. Kita tidak bisa memberikan pelayanan sederhana, apa adanya.
Mau nggak mau semua lini harus meng-upgrade kualitas layanan yang akan diberikan. Itu yang pertama. Sebab kalau kita laksanakan dengan cara biasa maka hasilnya akan biasa-biasa saja juga.
Dari sisi kami terus melakukan perbaikan-perbaikan dengan segala sumber daya yang ada di sini. Kami juga melakukan kolaborasi.
Pandemi dua tahun, selama itu kami lakukan cost efisiensi. Sekarang ini pun kami masih melakukan efisiensi guna memastikan ini bisa survive.
Kita berkolaborasi dengan Pak Bupati Lombok Tengah (H. Lalu Pathul Bahri, SIP). Bupati Lombok tengah sangat support dalam hal membantu membersihkan bandara yang selama ini tidak dibersihkan.
Kemudian ada dukungan dari Pemerintah Provinsi NTB melalui Ibu Wagub. Ada kegiatan pembersihan di bandara. Kita juga akan melakukan kolaborasi dengan semua stakeholder supaya ini bisa berjalan dengan baik.
Dari sisi koordinasi integrasi, kalau menurut saya yang penting itu silahturahmi. Itu kuncinya. Bentuknya apapun ketika kita melakukan suatu pekerjaan, silaturahmi, berkomunikasi, insya Allah semuanya bisa berjalan baik. Paling itu yang menjadi tips utama kita.
Mengingat tantangan dan tuntutan ke depan makin tinggi, apa harapan Pak Adil dan seluruh jajaran dalam konteks kolaborasi itu demi pelayanan bandara yang semakin baik?
Kami harapkan mari kita bergerak bersama-sama dalam rangka meningkatkan kualitas layanan. Harapan kami kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten membantu meng-upgrade layanan itu.
Paling simpel kita berkaca pada tetangga kita, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Pemerintah Provinsi NTB.
Harapan saya kita bisa melakukan kolaborasi dengan tetangga kita itu. Bali sudah berhasil melaksanakan kegiatan pariwisata. Provinsi NTB bisa berkolaborasi menjadi satu kesatuan.
Bagaimanapun di Bali kedatangan turis sangat luar biasa. Lalu selanjutnya bagaimana caranya agar turis-turis di Bali bisa menuju ke Lombok.
Kemudian kita bisa bersinergi, berbagi pikiran, bagaimana melakukan pelayanan yang baik. Harapan kami seperti itu.
Dengan jarak Bali dan Lombok yang hanya sekitar 150 km, maka diharapkan ada kolaborasi, dan banyak hal yang bisa dilakukan dalam rangka mendukung pariwisata dan perekonomian di Lombok atau NTB. Itu yang kami harapkan dari bapak ibu yang ada di pemerintahan.
Kepada masyarakat kami harapkan bisa sama-sama menjaga bandara ini dengan baik. Pedagang Kaki Lima hendaknya berjualan di tempat yang telah ditentukan. Kemudian menjaga kebersihan bandara.
Menjaga kebersihan ini memang menjadi satu tantangan tersendiri bagi kami.
Setiap jumat pagi mulai pukul tujuh kami melakukan aksi Jumat bersih. Saya turun sendiri untuk melihat proses pembersihan.
Bagaimana dengan frekuensi penerbangan internasional saat ini?
Penerbangan internasional di Bandara Lombok sudah dibuka. Tapi sementara baru ke Kuala Lumpur. Traffic-nya belum seberapa. Sebab memang kami perhatikan, rata-rata orang datang ke Lombok ini melalui Bali atau Jakarta.
Jadi, wisatawan tidak langsung datang menuju ke Lombok. Itulah sebabnya tadi saya bilang kita perlu kolaborasi. Misalnya dengan tetangga kita Bali.
Lombok ini sangat indah Pak. Lansekap dan natur alamnya sangat indah. Masih eksotis, masih origin. Masih perawanlah. Nah ini yang tidak dimiliki oleh tetangga kita, Bali.
Ini ada market yang bisa kita tarik supaya bisa masuk ke sini. Kalau kolabosari ini berjalan akan langsung terasa bagi perkembangan pariwisata di sini.
Lebih efisien bagi wisawatan jika mereka langsung terbang ke Lombok ketimbang mesti masuk via Jakarta atau Bali.
Ya, benar seperti itu. Tapi yang perlu dibangkitkan saat ini adalah awareness. Orang kan tidak mau beli dulu. Orang tahu dulu, coba dulu. Lewat mana? Misalnya lewat Bali dulu, oh ada Lombok. Bagus itu.
Awareness terbangun akan mendatangkan traffic langsung ke Lombok akan lebih mudah.
Pak Adil optimistis kan?
Ya saya optimis. Sangat optimis.
Pak Adil berkarya di Angkasa Pura sudah berapa tahun?
Saya mulai karir saya sejak 2006, jadi sudah 16 tahun.
Paling lama bertugas di mana?
Jadi saya kebetulan penempatan di Bali terus. Ini adalah bandara pertama saya di luar Bali. Jadi lumayan sedikit tahu soal Bali.
Wah sudah layak disapa bli ini. Hahaha
Aslinya dari Medan, Pak.
Yang paling nggak enak jadi orang Angkasa Pura tuh apa pak?
Apa ya? Alhamdulilah semuanya enak. Asyik-asyik saja buat saya. Kalaupun ada yang nggak enak, ya kita jalani aja. Semua hal kalau kita jalani dengan ikhlas jadinya baik adanya.
Berada di Bandara Lombok ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi saya. Apalagi Lombok sekarang sangat tren di dunia. Satu-satunya tempat di Indonesia yang mengakan MotoGP.
Ini yang harus kita dukung. Kita sudah punya bandara yang bagus, kita punya sirkuit yang bagus. Kalau saya suka bercanda sama teman-teman, kita nih punya parang, pedang. Tapi masa kita nyacah cabai. Nggak level itu.
Jadi kita harus upgrade kualitas kita, standar kita di level internasional semakin baik.
Apa hal paling berkesan bagi Pak Adil tentang Pulau Lombok ini?
Alamnya. Luar biasa indah. Kalau kita jalan ke arah Senggigi, Gili Trawangan, lautnya biru. Luar biasa dan masih virgin. Perawan. Alam bawah laut pun masih bagus. Biota lautnya kaya.
Apakah sudah sempat mendaki Gunung Rinjani?
Belum pak. Ada rencana tapi harus siapkan fisik. Di sana banyak spot menarik juga menantang. Mudah-mudahan bisa terwujud sampai ke atas.
Gunung Rinjani memang sangat populer di dunia.
Benar. Lombok ini unik. Selain alamnya indah, masyarakatnya memiliki budaya yang khas. Ada campuran Bali dan dari tempat lainnya juga. Luar biasa Lombok ini.
Apa harapan Pak Adil terhadap kami insan pers dalam konteks pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat?
Harapan saya yang pasti media kan menjangkau ke mana-mana, nasional hingga internasional. Pertama, membantu mempromosikan keindahan alam Lombok dan keramahan orang-orangnya ke seluruh dunia.
Kedua, yang paling penting bapak-bapak ini yang mengawal kebijakan. Bagaimana kebijakan ini menjadi sesuatu yang positif dan produktif. Terutama dalam pengembangan ekonomi dan pariwisata. Dua hal itu peran rekan media yang tidak diganggu gugat.
Sebelum mengakhiri perbincangan kita, silakan Pak Adil menyampaikan harapan atau pesan.
Pertama saya ucapkan terima kasih kepada Tribun Lombok yang sudah melakukan podcast bersama kami di Bandara Zainuddin Abdul Madjid atau yang lebih dikenal masyarakat luar Bandara Internasional Lombok.
Kami selaku pengelola dari bandara ini berkomitmen bahwa bandara ini hadir di tengah masyarakat NTB atau masyarakat Lombok untuk meningkatkan perkembangan ekonomi maupun pariwisata.
Tentunya kami tidak bisa berjalan sendiri. Seluruh stakeholder, seluruh masyarakat, seluruh media, juga mempunyai peran yang sangat penting dalam melakukan pencapaian untuk tujuan kita bersama.
Kami memohon dukungan dari semuanya terhadap segala sesuatu yang ada di Bandara Lombok ini supaya bisa kita jalankan dengan baik.
Kepada masyarakat yang ada di sekitar bandara, Lombok tengah, mari kita jaga ketertiban, kebersihan yang ada di bandara ini maupun masyarakat yang ada di luar Lombok tengah bahwa bandara ini milik kita semua.
Bandara ini milik bangsa kita, bandara ini milik NTB, bandara ini milik Pulau Lombok. Kalau bukan kita yang jaga, siapa? Kalau bukan kita yang membersihkan, membesarkan siapa lagi?
Inilah komitmen yang kami harapkan dari semua stakeholder yang ada di bandara ini maupun di maayarakat Lombok dan NTB supaya kita sama-sama menjaga dan membesarkan bandara ini maupun Pulau Lombok yang kita cintai bersama. Demikian dari saya. Terima kasih. (sinto)