Setelah Penantian Tiga Tahun, Upacara Adat Ngayu Ayu Kembali Digelar Masyarakat Sembalun
Upacara Adat Ngayu Ayu kembali digelar oleh masyarakat Sembalun, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Dalam menjaga budaya yang telah ada sejak zaman leluhur di Pulau Lombok, masyarakat Sembalun bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) kembali menggelar upacara adat Ngayu Ayu di rumah adat Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
Upacara adat Ngayu Ayu sendiri merupakan upacara adat yang diselenggarakan tiga tahunan sekali, oleh masyarakat adat Kawedanan Sembalun.
Adapun upacara adat ngayu ayu sendiri dilakukan sebagai bentuk peringatan atas seluruh rangkaian sejarah, sekaligus sebagai penghormatan atas peran leluhur yang begitu besar dalam kehidupan masyarakat.
Istilah Ngayu Ayu merupakan akronim, di mana NG = Ngamplang (mengumpulkan), A = Aik (Air), Y = Yalah, U = Upacara, A = Adat, Y=Yang dan U = Utama. Jadi secara sederhananya Ngayu Ayu dapat diartikan sebagai suatu upacara mengumpulkan air dari 13 mata air, dengan tujuan menjaga marwah leluhur dan memelihara keutuhan Gumi Sembalun.
Baca juga: Lombok FC Menang Empat Gol Tanpa Balas, Coach JM: Evaluasi Kami Ada Peningkatan
Sementara dalam kaca mata Islam Ngayu Ayu diartikan sebagai sifat-sifat Allah SWT, di mana Hayyu artinya Hidup dan Qoyyum berarti kuat dan berdiri sendiri, sehingga Ngayu Ayu dapat diartikan sebagai suatu upacara untuk menghidupkan dan menguatkan nilai-nilai spiritual adat Gumi Sembalun.
Sekretaris Lembaga Adat Gumi Sembahulun, Mahli mengatakan pada saat gelaran acara yang berlangsung Kamis (14/7/2022) bahwa upacara adat Ngayu Ayu ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian acara masyarakat Sembalun seperti mapakin, ngaji makom, maulid adat, maulid meneman, bubur putek, bubur abang, dan lainnya.
"Tradisi ini sudah sejak dulu ada di Sembalun untuk mengusir arwah jahat," ujarnya.
Bupati Lombok Timur, H. M. Sukiman Azmy berterima kasih kepada masyarakat Sembalun atas adanya gelaran ini yang telah sukses dalam pelaksanaannya dengan periode waktu yang telah ditentukan, hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat Sembalun masih memegang teguh tradisi leluhur.
Baca juga: 6 Masjid Agung di NTB, Masjid Al-Muwahidin di Kota Bima hingga Masjid Al-Mujahidin di Lombok Timur
"Ritual ini menggambarkan hubungan sang pencipta dengan manusia, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta," ucap Bupati.
Sukiman mengatakan bahwa tidak mudah melestarikan adat istiadat di tengah gempuran tekhnologi dan perkembangan saat ini, serta serbuan dari kebudayaan lain yang dengan mudahnya masuk ke -tengah masyarakat.
Akan tetapi terbukti bahwa masyarakat Sembalun mampu melawan itu semua.
"Ini menjadi modal penting untuk terus menjaga adat istiadat luhur sebagai sebuah objek wisata budaya," pungkasnya.
Baca juga: Polres Lombok Tengah Sambut Kapolres AKBP Irfan Nurmansyah yang Gantikan AKBP Heri Indra Cahyono
(*)