Berita Bima
Penderita HIV/AIDS Beresiko Tinggi Akhiri Hidup, Dikes Imbau Warga Tidak Kucilkan Mereka
Dinas Kesehatan Kota Bima meminta warga agar tidak mengucilkan para penderita HIV/AIDS karena mereka rentan bunuh diri. Faktor lingkungan mempengaruhi
Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
Masyarakat cukup mengantisipasinya dengan menjaga pergaulan.
Seperti tidak melakukan hubungan intim dengan kelompok beresiko tinggi, pekerja seks komersial.
Kemudian berhati-hati saat menerima donor darah dari orang lain dan upayakan intens melakukan pemeriksan kondisi kesehatan.
"Kami di Dinkes hanya bisa sosialisasi untuk pencegahan saja, agar masyarakat ini lebih bisa menjaga diri," harap Ahmad.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima menemukan 20 kasus baru HIV/AIDS selama periode Januari-Juni 2022.
Angka tersebut meningkat signifikan bila dibandingkan sebelumnya, yang mana setiap tahun paling tinggi hanya ditemukan belasan kasus saja.
Dari 20 kasus baru HIV/AIDS tersebut, 1 di antara pasien telah dinyatakan meninggal dunia.
Dia diketahui terjangkit setelah menderita AIDS stadium 4.
"Untuk tahun 2022 kita sudah menemukan 20 kasus baru HIV/AIDS. Ini adalah kasus terbanyak, biasanya setahun itu ada belasan kasus saja," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, Ahmad saat dikonfirmasi, Rabu (22/6/2022) lalu.
Ahmad menyebutkan, dari 20 kasus baru HIV/AIDS yang ditemukan berdasarkan hasil skrining kesehatan, tercatat 11 orang berjenis kelamin laki-laki dan 9 orang perempuan.
Mereka tersebar pada 5 kecamatan di Kota Bima dengan profesi yang berbeda-beda, ada Ibu Rumah Tangga (IRT) dan pegawai pemerintahan.
Orientasi seksual dari 20 orang ini, lanjut dia, 12 orang heteroseksual atau berhubungan badan normal laki-laki dan perempuan, sedangkan 8 orang lain homoseksual.
"Setiap tahun tetap ada temuan kasus, tapi paling banyak tahun ini. Kalau tahun 2021 kemarin di bawah 20 kasus, tahun ini 1 semester saja sudah 20 kasus. Kasus-kasus ini ada di semua kecamatan di Kota Bima," pungkas Ahmad.
(*)