Resmi, Program Studi Spesialis Bedah Kini Ada di FK Unram

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Mataram kini membuka Program Studi Ilmu Bedah program spesialis.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Dok. Bajang
Kampus Universitas Mataram pada Senin (18/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Mataram kini membuka Program Studi Ilmu Bedah program spesialis.

Hal itu berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 3031/E1/KB.01.01/2022 tertanggal 13 Juni 2022.

Dalam nomenklatur tersebut secara eksplisit menyebutkan sejumlah poin sebagai berikut:

KESATU: Memberikan izin pembukaan Program Studi Ilmu Bedah Program Spesialis pada Universitas Mataram di Kota Mataram.

Baca juga: Pemkot Mataram Siapkan Seragam Khusus JCH untuk Dipakai ke Tanah Suci, Model Jas Berwana Abu Tua

KEDUA: Program Studi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dinyatakan memenuhi persyaratan minimum akreditasi.

KETIGA: Universitas Mataram di Kota Mataram sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU wajib: a. memenuhi standar nasional pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. melaporkan hasil penyelenggaraan Program Studi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir setiap semester kepada Menteri.

KEEMPAT: Rektor Universitas Mataram bertanggung untuk jawab menyelenggarakan Program Studi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan menanggung semua akibat apabila dilakukan pencabutan izin pembukaan program studi setelah dinyatakan tidak layak berdasarkan hasil evaluasi.

Baca juga: Kota Mataram Usulkan Formasi PPPK 2022, dari Guru Agama hingga Tenaga Kesehatan

Baca juga: Dokter Jack Apresiasi Pembukaan Izin Prodi Spesialis Bedah di NTB, Tingkatkan SDM di Indonesia Timur

KELIMA: Apabila Universitas Mataram di Kota Mataram tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, akan dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEENAM: Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Keputusan itu juga dibenarkan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FK Unram Dr. dr. Rohadi, Sp.BS.

"Ya benar, izinnya sudah dipersilakan dibuka, sudah di ACC oleh Dikti," katanya saat dikonfirmasi pada Kamis (16/6/2022).

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah NTB periode 2021-2024 menyebutkan di NTB terdapat dua fakultas kedokteran.

Yaitu FK Unram dan FK Unizar. Namun, jurusan di dua perguruan tinggi tersebut jurusannya baru S1 dan profesi dokter.

Lebih jauh, proses pengajuan ini, kata dr. Rohadi telah melalui proses sekitar 3,5 tahun sampai dengan dinyatakan lulus.

Lamanya rentang waktu tersebut menurutnya dipengaruhi sejumlah hal.

"Sejak 2017 sebelum gempa melanda NTB kami sudah ajukan, karena memang pengajuan spesialis itu kan tidak semudah membuka program magister. Spesialis harus lewat kolegium dulu, setelah itu ke council kedokteran baru ke dikti, makanya prosesnya panjang," ujarnya.

Sejumlah hal yang menjadi indikator penilaian kelulusan antara lain kelayakan rumah sakit, sarana dan prasarana kesehatan, SDM dosen, kurikulum serta muatan lokal.

"Kita di NTB sudah dinyatakan memenuhi syarat-syarat tersebut," paparnya.

Tangkapan layar salinan keputusan Spesialis Bedah di FK Universitas Mataram
Tangkapan layar salinan keputusan Spesialis Bedah di FK Universitas Mataram (Istimewa)

Kini setelah resmi diizinkan dibuka, pihaknya selanjutnya tinggal akan melakukan rekrutmen calon spesialis atau residen bedah.

Dengan dibukanya program spesialis beda ini, kata dr. Rohadi pihaknya membuka peluang bagi calon spesialis untuk melanjutkan spesialisasi di mataram di FK Unram RSUD Provinsi NTB.

Pasalnya, khususnya di wilayah Nusa Tenggara, salah satu problem yang muncul menurutnya adalah mal distribusi doktee yang belum tercukupi, termasuk dokter spesialis.

"Merupakan upaya dari kita, baik pemerintah daerah, pusat, asosiasi pendidikan kedokteran dan FK untuk mengurangi mal distribusi dokter yang ada di Indonesia khususnya di daerah timur, Nusa Tenggara," tandasnya.

Hal ini akan membuka kans besar bagi putra putri daerah yang ada di Nusa Tenggara untuk melanjutkan pendidkkan spesialisnya di Mataram

"Pada prinsipnya, sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan," ujarnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved