Tegas Menjadi Penulis, Iin Farliani Wakili NTB di Ubud Writers & Readers Festival 2022
Sejak tahun 2013, ia bergiat di Komunitas Akarpohon Mataram, komunitas sastra dan penerbitan buku.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Dion DB Putra
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – IIn Farliani wakili Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam ajang Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2022.
UWRF adalah sebuah festival sastra tahunan yang diadakan di Ubud, Bali dengan peserta mencakup pegiat literasi internasional.
Baca juga: Mengenal Kiki Sulistyo, Penulis Lombok Pertama Tampil di Pameran Buku Global The London Book Fair
Baca juga: Profil Arianto Adipurwanto, Sastrawan asal Lombok Utara yang Konsisten Menulis Cerita Etnik
Pada tahun ini, UWRF memilih 10 penulis dari 7 provinsi di Indonesia untuk membagikan pengalaman dan proses kreatif mereka.
Festival ini merupakan salah satu perayaan literasi paling bergengsi di dunia, khususnya Asia Tenggara, sejak pertamakali diadakan tahun 2004.
Mulanya UWRF merupakan proyek pemulihan pariwisata ekonomi pascaperistiwa Bom Bali 2002. Hingga saat ini, UWRF rutin digelar setiap bulan Oktober seperti waktu terjadinya tragedi tersebut.
Iin yang terpilih mewakili NTB tahun ini mengaku bangga dan bahagia atas pencapaiannya. Bahkan orang-orang di sekitarnya juga turut mendukung prestasi yang diraihnya itu.
“Banyak yang mengucapkan selamat. Ada juga dari beberapa teman semasa kuliah dulu yang mengaku turut bangga ada alumni perikanan Unram yang semakin berkembang di karir menulisnya,” tutur Iin saat dihubungi Tribunlombok.com, Minggu (29/5/2022).
Perempuan kelahiran 1997 itu menyelesaikan studi formal di Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mataram (Unram).
Sejak tahun 2013, ia bergiat di Komunitas Akarpohon Mataram, komunitas sastra dan penerbitan buku.
Iin telah menerbitkan buku kumpulan cerita pendek berjudul “Taman Itu Menghadap ke Laut” pada 2019 lalu.
Iin bercerita, awal dari perkenalannya dengan sastra karena kesukannya terhadap kegiatan membaca.
“Karena dulu di rumah saya banyak buku bacaan. Bapak saya dulu bekerja sebagai guru, beliau membawa pulang buku bahan ajarnya yang terdiri dari buku paket Bahasa Indonesia dan Biologi,” kenangnya.
Sejak saat itu, Iin telah membayangkan betapa menyenangkannya bisa seperti penulis yang bisa menuangkan pandangan perihal apapun melalui bentuk cerita maupun puisi.
Bermula dari kesenangan, kini Iin melakoni aktivitas menulisnya sebagai profesi. Tak tanggung-tanggung, ia pun telah dikenal secara luas dalam lingkup nasional.