Tegas Menjadi Penulis, Iin Farliani Wakili NTB di Ubud Writers & Readers Festival 2022
Sejak tahun 2013, ia bergiat di Komunitas Akarpohon Mataram, komunitas sastra dan penerbitan buku.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Dion DB Putra
Tak jarang orang-orang memberikan pendapatnya secara pribadi melalui pesan di media sosial maupun diskusi dengan menghadirkan massa.
Saat ditanya mengai alasannya memilih profesi menjadi penulis, Iin menjawab: “Apa yang membuat yakin? Karena saya menyukai bidang ini. Dan saya hanya ingin mengerjakan apa yang saya suka.”
Perempuan asal Mataram itu pun turut berpendapat mengenai kehidupan sastra di Lombok, yang menurutnya telah berkembang.
Banyak penulis muda berbakat dan terus bermunculan. Bahkan, cerita Iin, karya-karya mereka dikenal di kancah nasional.
“Seperti penulis-penulis dari Komunitas Akarpohon. Apalagi sekarang semua serba digital, jadi keterhubungan antar penulis dan distribusi karya jadi lebih semarak,” jelasnya.
Ia berharap buku-buku penulis Lombok tidak hanya beredar di kalangan komunitas sastra, tetapi bisa masuk ke sekolah-sekolah atau instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan perbukuan.
Iin menyarankan agar perpustakaan daerah maupun kota dapat melakukan pengadaan buku penulis Lombok, supaya masyarakat yang berkunjung bisa tahu tentang keberadaan penulis terdekat mereka.
“Karena saya lihat, jarang sekali ada buku penulis Lombok di perpustakaan umum. Kalaupun ada, itu dari karya sastrawan era lama. Padahal banyak penulis Lombok terus bermunculan dengan buku baru. Seharusnya lebih dikenal juga di daerahnya sendiri,” pungkas Iin.
Selain diundang dalam ajang UWRF, terdekat Iin akan menerbitkan karya terbarunya, yaitu buku kumpulan puisi berjudul “Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi” yang diterbitkan oleh Penerbit Basabasi Yogyakarta pada 1 Juni mendatang.