Profil Arianto Adipurwanto, Sastrawan asal Lombok Utara yang Konsisten Menulis Cerita Etnik

Dari kacamata etnik itu, ia berusaha mengambil peristiwa-peristiwa kecil dari lingkungannya yang relatif masih merawat aktivitas tradisional.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA/DOK ARIANTO ADIPURWANTO
Arianto saat menerima penghargaan lima besar penulis kategori prosa dalam penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2018-2019 di Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA – Arianto Adipurwanto adalah seorang sastrawan asal Lombok Utara yang konsisten membicarakan fenomena etnik dari tempatnya.

Dari kacamata etnik itu, ia berusaha mengambil peristiwa-peristiwa kecil dari lingkungannya yang relatif masih merawat aktivitas tradisional.

Baca juga: Tuai Banyak Prestasi, Ini Daftar Sastrawan Lombok yang Sudah Masuk Kancah Nasional dan Dunia

Baca juga: Sastrawan Kenamaan Indonesia Ungkap Sosok TGB di Balik Hadirnya Sirkuit Mandalika

“Terkait kampung halaman, saya menulis apa yang menjadi persoalan di kampung halaman, Lelenggo, baik mengenai keluarga, persoalan tanah, agama, dan juga sebisa mungkin memberi ruang di dalam karya saya untuk aneka legenda dan kepercayaana yang ada di dunia sekitar tempat saya mengada,” kata Ari kepada Tribunlombok.com, Rabu (25/5/2022).

Ari mengatakan, karakter kepenulisannya terletak pada pendekatannya terhadap tema-tema yang bersinggungan dengan kepercayaan atau tradisi.

Ia kerap menjadikan kepercayaan lokal sebagai pintu masuk untuk membicarakan tentang berbagai hal.

“Misalnya, ketika saya berbicara tentang ritual nyoyang (salah satu ritual atau upacara setelah kematian), saya mengangkat di situ perihal kemiskinan dan juga kepercayaan-kepercayaan di seputar ritual atau upacara tersebut,” kata Ari.

Ari menegaskan, tema khusus yang saat ini membuatnya tertarik masih berkutat pada dunia magis di Lombok, khususnya Lombok Utara.

Ia mengaku banyak hal menakjubkan dan menarik terjadi di sekitar kehidupannya yang bisa menjadi modal utama untuk menyusun ide kepenulisan.

“Terkait ketertarikan saya ini, saya sangat terbantu oleh semakin banyaknya bacaan yang memberitahukan kepada saya, bagaimana hal-hal menakjubkan tersebut diolah dan dikembangkan menjadi karya sastra,” ucapnya.

Berkomentar tentang kehidupan sastra di Lombok Utara dan Lombok secara umum, Ari berpendapat sudah banyak muncul penulis dan kegiatan-kegiatan sastra yang menunjang kepenulisan.

“Meski di Lombok Utara relatif lebih jarang. Sesekali muncul kegiatan entah itu diskusi atau kegiatan dengan bentuk lain, semisal bedah buku, tapi tidak ada kegiatan sastra yang betul-betuk dilaksanakan dengan berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Ari, saat ini perlu mencetak pembaca sastra yang baik dan juga melahirkan penulis-penulis cerdas.

Dengan cara itulah kebudayaan dan sejarah panjang sebuah daerah dapat diwariskan hingga ke generasi di masa depan.

“Sebab apa yang kita tulis hari ini akan menentukan bagaimana bentuk peradaban kita di hilir dunia,” pungkasnya.(*)

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved