Mudik Lebaran

Kisah Pedagang Asongan Pelabuhan Kayangan: Berkah Kerinduan Pemudik Dirasakan Oleh Kami

Diperbolehkannya mudik lebaran tahun 2022 ini tak hanya menjadi angin segar bagi para pemudik dan para angkutan umum saja, tetapi juga bagi para

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Pedagang asongan di pelabuhan kayangan. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Diperbolehkannya mudik lebaran tahun 2022 ini tak hanya menjadi angin segar bagi para pemudik dan para angkutan umum saja, tetapi juga bagi para pedagang asongan.

Khsuusnya yang ada di Pelabuhan Kayangan.

Pasalnya setelah 2 tahun ditiadakan akibat pandemi covid-19, memberikan efek begitu besar khususnya pada pedagang asongan yang mencari nafkah di jalur penghubung Pulau Lombok - Sumbawa ini.

Baca juga: Momen Mudik dan Malam Takbiran Bersamaan, Camat Lembar Antisipasi Kemacetan

Baca juga: Harga Terkini Tiket Kapal KM Kirana VII, 1 hingga 4 Mei 2022 Libur

Rohani (52) warga asal Labuhan Lombok yang merupakan satu diantara pedagang asongan di Pelabuhan Kayangan, terlihat duduk sembari sedikit mengelap keringatnya di siang hari pada Sabtu (30/4/2022).

Ia mengaku ramainya jumlah penumpang juga berdampak bagi cuan yang di terimanya, meski belum terlalu signifikan, tapi kenaikan omzet sudah bisa ia rasakan.

"Alhamdulillah tahun ini ada penambahan walaupun sedikit, ada berkah kerinduan pemudik yang juga dirasakan kami," ujarnya.

Wanita paruh baya ini mengaku sudah berjualan di Pelabuhan Kayangan sudah dari puluhan tahun yang lalu.

Setiap hari dari subuh sampai subuh kembali ia tetap menggendong dagangannya dan menawarkannya ke para pemudik yang ada.

Semua dia lakukan lantaran melihat sosok keluarga yang begitu di cintainya.

"Capek sih capek mas, tapi mau gimana kita kalau nggak jualan, anak mau makan apa," tuturnya.

Lebih lanjut ia menceritakan anaknya dirumah ada 2 orang laki-laki dan perempuan, yang paling besar itu sudah masuk SMP, sedang yang terkecil baru kelas 6 SD, suaminya juga berpropesi sama dengannya yakni sebagai pedagang asongan di Pelabuhan Kayangan.

Adapun dagangan yang dibawa bukan milik pribadi tapi milik orang lain, yang masing masing dari barang dagangan yang di jualkan m, ia hanya mengambil untung RP 1-2 ribu saja.

"Ini saya dagangin punya orang mas, untungnya ya paling Rp 1 rb ajak dari masing-masing barang," ucapnya.

"Ya kalau laku semua mas, satu hari bisa dapet 20 rb, dan alhamdulillah mas, mudik ini berkah juga bagi saya," sambungnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved