Mudik Lebaran
Wisata Mudik, Wisata Silaturrahmi Bernilai Rp 8000 T
Taufan Rahmadi, Ahli Strategi Pariwisata Nasional mengungkapkan, mudik dalam hal ini dapat dianggap sebagai liburan massal masyarakat Indonesia di kam
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Lalu Helmi
Kebijakan diperbolehkannya liburan mudik ini sejalan juga dengan tren kebangkitan pariwisata global yang telah lebih membuka diri bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan dengan hidup berdampingan dengan covid-19, hal Ini hal bagus dan menjadi optimisme dalam menyambut kebangkitan pariwisata.
Dengan diperbolehkan libur mudik merupakan bentuk respon postif pemerintah di dalam menjawab harapan dari para 80 juta masyarakat Indonesia yang bergantung hidup dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Ekosistem Parekraf ini sudah bosan dengan pandemi yang meruntuhkan ekonomi mereka, waktunya untuk bangkit dan menundukkan pandemic, dimana Pariwisata adalah cara tercepat memulihkannya
Untuk menyambut liburan mudik ini pemerintah dan pelaku pariwisata penting untuk mempersiapkan destinasi wisata dengan memperkaya atraksi, memudahkan akses, dan meningkatkan amenitas bagi wisatawan.
Rute-rute mudik yang membentang dari ujung Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan kekuatan lima destinasi pariwisata superprioritas yang ada didalamnya adalah produk wisata yang sangat layak untuk dijual tidak saja bagi wisatawan lokal dan nusantara saja.
Melainkan juga untuk mancanegara , bahwa disaat mereka menjadwalkan berlibur di musim lebaran di Indonesia mereka juga bisa menikmati suasana mudik yang tidak mereka dapatkan di negeri asal mereka.
Selain itu, jika Wisata Mudik dengan jangkauan global ini bisa dipasarkan dengan baik maka bukan tidak mungkin perputaran uang di Indonesia di musim mudik akan mampu menembus lebih dari 8000 T seperti yang di katakan Bank Indonesia.
Kemudian Indonesia akan menjadi destinasi wisata dunia yang akan ramai sepanjang tahun dan memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakatnya.
(*)