Ziarah Makam
Kisah Penjaga Makam TGH Tretetet, Saksikan Peziarah Mulai dari Politisi Hingga Orang Luar Negeri
“Kalau orang-orang seperti itu (politisi atau pejabat), masuknya lewat gerbang samping, enggak mau dilihat datang dari depan,” tuturnya.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Dar, akrab pria penjaga makam TGH Tretetet itu.
Ia memutuskan melakoni tugasnya sejak tahun 1985.
Kendati telah lama bertugas, tak pernah sekalipun ia mengharapkan bantuan kepada masyarakat atau pemerintah untuk perawatan makam.
Baca juga: Mengenal Tuan Guru Tretetet, Ulama yang Bisa Berada di Dua Tempat Sekaligus
Baca juga: Jelang Ramadan, Makam Keramat Batu Layar Lombok Barat Ramai Dikunjungi Peziarah
“Cat pagar, kemarin kita (keluarga Dar) beli sendiri, harganya dua ratus ribu kurang lima,” ungkap Dar.
Pernah sekali Dar meletakkan kotak amal untuk perawatan makam di bagian muka bangunan makam TGH Tretetet.
Namun tak selang berapa lama, kotak amal tersebut ditariknya kembali.
“Ada omongan bahwa saya cari uang dari makam, padahal tidak ada kepentingan pribadi saya. Ketimbang jadi fitnah, maka saya tarik saja (kotak amalnya),” katanya.
Selain dari keluarga TGH Tretetet, selama ini, Dar mengaku merawat makam dari sumbangan murid-murid ulama humoris tersebut.
“Tapi kan tidak semua nyumbang. Bahkan ada yang ke sini untuk ‘meminta’,” sambungnya.
Dar menyebut, keberadaan makam TGH Tretetet bukan hanya milik warga Karang Kelok atau keluarga beliau, tapi milik bersama masyarakat Lombok.
“Jadi kita semua mestinya berperan untuk merawat ini. Kan ceritanya harus dilestarikan juga,” harapnya.
Dar secara pribadi, mengaku tak mencari uang dengan memanfaatkan profesinya sebagai penjaga makam.
Ia memiliki pekerjaan lain, katanya.
“Untungnya, ada beberapa murid Datuk (TGH Tretetet) yang sekali dua kali datang menyumbangkan cat atau semen, kemudian itu dititipkan pada saya untuk dikerjakan,” katanya.