Ziarah Makam
Kisah Penjaga Makam TGH Tretetet, Saksikan Peziarah Mulai dari Politisi Hingga Orang Luar Negeri
“Kalau orang-orang seperti itu (politisi atau pejabat), masuknya lewat gerbang samping, enggak mau dilihat datang dari depan,” tuturnya.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Lalu Helmi
Ia menceritakan, bangunan makam TGH Tretetet, dari pagar sampai halaman, merupakan sumbangan dari murid-murid yang tersebar di berbagai daerah di Lombok, NTB, hingga Jawa dan Malaysia.
“Jadi, kalau ragu mau menyumbangkan itu (uang), barangnya (cat atau semen) bisa dibeli sendiri, nanti saya kerjakan,” jelasnya.
Makam TGH Tretetet biasanya banyak dikunjungi peziarah saat bulan Ramadan maupun pada momen-momen ibadah haji.
Tak jarang juga, tokoh publik atau politisi, juga datang ke tempat tersebut untuk berziarah.
“Kalau orang-orang seperti itu (politisi atau pejabat), masuknya lewat gerbang samping, enggak mau dilihat datang dari depan,” tuturnya.
Mengenai apa tujuan orang-orang datang ke makam selain untuk berziarah, Dar tidak memberikan tanggapan panjang.
“Itu kepercayaan masing-masing,” katanya.
Karomah atau kesaktikan TGH Tretetet yang melegenda, sampai hari ini masih dipercaya oleh banyak masyarakat Lombok.
Dar bahkan pernah menyaksikan sendiri, bagaimana TGH Tretetet menuliskan pada secaris kertas sebuah doa agar seorang petani mampu naik haji.
“Dulu, petani itu meminta (doa), tidak lama setelahnya dia benar-benar berangkat (haji). Disuruh baca yang di kertas itu terus-menerus,” kenang Dar.
Cerita-cerita serupa masih banyak beredar di kalangan masyarakat. Baik masyarakat umum maupun di kalangan pesantren.
Seiring cerita yang berkembang hingga ke negeri jiran, para peziarah terus berdatangan, hari demi hari.
(*)