2 Anggotanya Kepergok Tak Berbusana Bareng Wanita Malam, Satpol PP Kota Tangerang: 'Lagi Nyamar Itu'

Berikut penjelasan pihak Satpol PP Kota Tangerang saat dua anggotanya kepergok tak berbusana bareng pelaku prostitusi.

Editor: Irsan Yamananda
Tribun Lampung
Ilustrasi - Berikut penjelasan pihak Satpol PP Kota Tangerang saat dua anggotanya kepergok tak berbusana bareng pelaku prostitusi. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Satpol PP Kota Tangerang tengah menjadi sorotan.

Bagaimana tidak, dua anggotanya kepergok sedang bersama pekerja seks komersial (PSK).

Peristiwa itu terjadi di lokasi prostitusi kawasan Periuk, Kota Tangerang.

Tak hanya itu, kedua anggota Satpol PP tersebut juga dalam kondisi tak berbusana.

Mengenai hal ini, Inspektorat Kota Tangerang angkat bicara.

Pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut.

Baca juga: Viral Kasus Anjing Canon Mati, Satpol PP Aceh Singkil: Tak Ada Prosedur yang Kami Langgar

Baca juga: Dua Oknum Anggota Satpol PP Lombok Tengah Ditangkap karena Simpan Narkoba 

Ilustrasi - Berikut penjelasan pihak Satpol PP Kota Tangerang saat dua anggotanya kepergok tak berbusana bareng pelaku prostitusi.
Ilustrasi - Berikut penjelasan pihak Satpol PP Kota Tangerang saat dua anggotanya kepergok tak berbusana bareng pelaku prostitusi. (IMCNews.ID)

Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

Saat ditemui di Bank Sampah Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Kamis (28/10/2021), ia mengatakan penyelidikan masih terus dilakukan.

Menurutnya, kedua anggota Satpol PP Kota Tangerang itu diduga melanggar standar operasi prosedur (SOP).

"Kita sudah periksa ke Inspektorat, yang salah diperbaiki," ucap dia.

Baca juga: Kasus Oknum Satpol PP Pukul Wanita Masih Berlanjut, Korban Ternyata Tidak Hamil Dilaporkan ke Polisi

Terkait tindak lanjut yang bakal dilakukan kepada dua anggota Satpol PP itu, Arief mengaku tidak ingin mengambil kesimpulan terlebih dahulu karena kasus tersebut masih dalam penyelidikan.

"Saya tidak mau subjektif, saya perintahkan Inspektorat Kota Tangerang untuk mengecek," tutur dia.

Kepala Bidang Trantib Satpol PP Kota Tangerang Agapito de Araujo sebelumnya menyatakan, dua anggotanya yang ditemukan sedang bersama PSK itu sedang menyamar.

Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Tangerang Buceu Gartina juga menyampaikan hal serupa.

"Anggotanya (Satpol PP Kota Tangerang) lagi nyamar itu," kata Buceu, dilansir dari Tribun Video, Kamis.

Menurut Buceu, untuk mengamankan PSK, Satpol PP Kota Tangerang harus melakukan transaksi terlebih dahulu demi membuktikan bahwa orang yang diamankan benar-benar PSK.

"Biasanya begitu kalau PSK. Kami harus ada bukti, makanya harus ada transaksi," ucap Buceu seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Tepergok Tak Berbusana Bareng PSK, 2 Anggota Satpol PP Kota Tangerang Diperiksa Inspektorat".

Satpol PP Aceh Singkil Jadi Sorotan

Selain di Kota Tangerang, Satpol PP Aceh juga tengah jadi sorotan.

Semua ada kaitannya dengan kematian anjing bernama Canon.

Anjing tersebut diduga disiksa oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP-WH).

Peristiwa itu terjadi saat Satpol PP WH mengamankan Canon dari sebuah lokasi wisata di Pulau Banyak.

Mengenai hal ini, Kepala Satpol PP WH Kabupaten Aceh Singkil Ahmad Yani angkat bicara.

Ia membantah tuduhan pihaknya telah menyiksa Canon.

Ahmad Yani menduga, Canon mati karena stres saat dievakuasi.

Baca juga: Viral Polantas Pacaran Pakai Mobil Dinas, Ahok Akui Sang Oknum Adik Ipar: Saya Tak Ikut Campur

Baca juga: Viral Oknum Polisi Pakai Mobil Patroli untuk Pacaran di Taman Safari, Begini Nasib Akhir Bripda AB

Ilustrasi anjing tua - Satpol PP Aceh angkat bicara mengenai kasus anjing Canon mati.
Ilustrasi anjing tua - Satpol PP Aceh angkat bicara mengenai kasus anjing Canon mati. (Pixabay/PICNIC-foto-soest)

Kala itu, lanjut Ahmad Yani, pihaknya berusaha memindahkan Canon ke daratan. dievakuasi.

“Tidak ada penyiksaan yang dilakukan anggota di lapangan.

Anjing itu diduga mati karena stres seusai diamankan oleh anggota saat akan dibawa ke daratan,” ujarnya.

Ia mengatakan, anjing tersebut ditangkap oleh petugas Satpol PP-WH Aceh Singkil setelah pihaknya menerima surat dari camat.

Baca juga: Viral Video Mesra Stefan William dengan Wanita Lain, Celine Evangelista: Awalnya Dia Bilang Teman

Surat itu terkait pemberlakuan wisata halal di kawasan Pulau Banyak, Aceh Singkil.

Sebelum dilakukan penangkapan terhadap anjing di lokasi wisata, menurut Ahmad, pihaknya melakukan koordinasi dengan musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika).

Kemudian saat akan dilakukan evakuasi anjing, menurut Ahmad Yani, pemilik anjing sempat berusaha mempersulit petugas dengan cara mengulur waktu agar anjing tersebut tidak ditangkap atau dievakuasi petugas.

Setelah dilakukan koordinasi dengan pemilik resort, petugas berupaya melakukan penangkapan anjing menggunakan peralatan yang aman dan ramah hewan.

Namun, karena kondisi anjing yang galak, anjing tersebut berusaha melawan ketika akan ditangkap petugas.

Kemudian anjing tersebut dibujuk oleh pemiliknya dan kemudian anjing bernama canon tersebut dimasukkan ke dalam keranjang, dan selanjutnya dibawa ke daratan di Singkil, Ibukota Aceh Singkil.

“Ada dua ekor anjing yang kita tangkap.

Nah, ketika tiba di Singkil, satu ekor anjing ditemukan sudah mati.

Sedangkan seekor anjing lainnya masih dalam keadaan hidup dan sehat,” kata Ahmad.

Ahmad Yani menduga anjing canon yang mati tersebut mengalami stres.

Baca juga: VIRAL Video Oknum Polisi Tendang Pengendara Motor, Kapolres Bima Turun Minta Maaf ke Warga

Anjing canon tersebut sudah dikuburkan setelah dirinya berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Aceh Singkil.

Sebelum anjing dikubur, Ahmad Yani tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan pada bagian tubuh anjing canon.

Terhadap anggota Satpol PP-WH Aceh Singkil yang memegang kayu saat proses penangkapan anjing, menurut Ahmad, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencegah serangan dan gigitan anjing yang akan ditangkap.

Bahkan, saat proses penangkapan berlangsung, pemilik anjing diduga ikut merekam peristiwa tersebut dan kemudian proses evakuasi anjing di Pulau Banyak tersebar luas di media sosial.

“Tidak ada prosedur yang kami langgar, semuanya berjalan sesuai dengan standar yang berlaku,” kata Ahmad Yani seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Satpol PP Aceh Singkil Menduga Anjing Canon Mati akibat Stres".

Tanggapan ahli mengenai penyiksaan hewan

Beberapa petugas Satpol PP dan HW Kabupaten Aceh Singkil tampak akan membawa anjing bernama Canon.
Beberapa petugas Satpol PP dan HW Kabupaten Aceh Singkil tampak akan membawa anjing bernama Canon. (Tangkapan layar unggahan video Instagram @rosayeoh)

Menanggapi penyiksaan hewan seperti itu, Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AB Widyanta mengatakan bahwa dengan sorotan dunia terhadap kasus penyiksaan hewan yang dijadikan konten media sosial oleh masyarakat Indonesia.

Menurutnya itu adalah bentuk kritik keras bagi negara ini.

Terkait masalah konten penyiksaan hewan yang marak di Indonesia, maka Widyanta memberikan semacam policy brief, yang mana perlunya melakukan kajian mendalam, jika hal itu ditindaklanjuti.

"Maka kajian-kajian lintas ilmu menjadi sangat penting. Namun, ini tantangan bagi kajian lintas ilmu di Indonesia," kata Widyanta saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/10/2021).

Kasus penyiksaan hewan yang kemudian banyak dijadikan konten oleh para pengguna media sosial di Indonesia, merupakan persoalan kritis bagi negara ini.

Sebab, seolah predikat tersebut mengungkapkan pandangan dunia terhadap sebagian masyarakat Indonesia yang dinilai suka menyiksa hewan.

Namun, benarkah masyarakat Indonesia suka menyiksa hewan, apa penyebabnya?

Widyanta mengatakan bahwa animal right atau hak asasi hewan perlu mendapat sorotan di dalam dunia akademik, yakni perlunya mendorong kajian trans disipliner, terutama terkait critical animal study.

Paradigma antroposentrisme dan penyiksaan hewan

Mengenai maraknya konten penyiksaan hewan di Indonesia, Widyanta memberikan perspektif awal yang menunjukkan bahwa sesungguhnya, manusia juga disebut sebagai zoon politicon.

Baca juga: VIRAL Mertua Tendang Wajah Menantu saat Akad Nikah di Bima, Ternyata Ini Penyebabnya

Zoon sendiri berarti hewan, jadi manusia adalah hewan yang bermasyarakat seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Viral Video Anjing Bernama Canon Mati Usai Ditangkap Satpol PP, Apa Tanggapan Ahli?"

"Sementara hewan yang selama ini disebut non-manusia, seringkali diperlakukan sangat tidak berbasis pada hak-hak hidup mereka. Kita (manusia) jadi semacam hewan, hewan yang bengis terhadap hewan lain," jelas Widyanta.

Jadi itu, kata Widyanta, adalah kritik yang dalam paradigma besar disebut sebagai antroposentrisme, yang mana paradigma tersebut sangat kuat dalam diri kita sebagai manusia.

Paradigma antroposentrisme adalah cara pandang bahwa manusia merupakan spesies paling penting dan terpusat daripada spesies hewan.

Sudut pandang antroposentris manusia sangatlah kuat. Bukan hanya terhadap hewan, tetapi juga soal biodiversity atau keanekaragaman hayati dan seluruh ekologi yang ada di bumi.

Artinya, bahwa di dunia ini bukan hanya hak-hak hewan saja yang perlu dipahami, tetapi seluruh keanekaragaman hayati, bahkan tumbuhan atau pepohonan, juga memiliki hak yang mesti dilindungi, kata Widyanta.

"Bingkai dari semua itu adalah soal gaya demokrasi, ujungnya nanti sampai pada demokrasi ibu bumi. Jadi demokrasi ini tidak hanya untuk manusia, tetapi juga ketika ada entitas kehidupan yanglain, hewan dan tumbuhan juga punya hak," papar Widyanta.

Artikel viral lainnya

(Kompas/ Muhammad Naufal)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved