Cari Unsur Kelalaian di Tragedi Susur Sungai Ciamis, Polisi: 'Kami Tak Menyebut Tidak Ada Tersangka'

Polisi saat ini tengah mencari unsur kelalaian dalam insiden susur sungai di Ciamis yang tewaskan 11 siswa.

Editor: Irsan Yamananda
Tribunnews.com/Net
Ilustrasi tewas tenggelam - Polisi saat ini tengah mencari unsur kelalaian dalam insiden susur sungai di Ciamis yang tewaskan 11 siswa. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Tragedi susur sungai di CIamis, Jawa Barat pada hari Jumat (15/10/2021) masih menjadi sorotan masyarakat.

Pasalnya, insiden tersebut telah menewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru.

Kini, Polres Ciamis terus menyelidiki kasus tersebut.

Aparat kepolisian masih menggali keterangan para saksi.

Mereka juga tengah mencari bukti soal adanya unsur kelalaian dari pihak sekolah.

Untuk memecahkan kasus ini, polisi melakukan kegiatan olah tempat kejadian perkara (tkp).

Baca juga: Korban Tewas Susur Sungai Ciamis Sempat Tulis Permintaan Terakhir, Ayah Menyesal Tak Bisa Kabulkan

Baca juga: Fakta Baru Tragedi Susur Sungai Ciamis, Cerita Korban Nyaris Tenggelam Diselamatkan Wanita Berjilbab

Proses evakuasi korban susur sungai di Sungai Cileuer, Ciamis, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 orang meninggal dalam kegiatan susur sungai ini.
Proses evakuasi korban susur sungai di Sungai Cileuer, Ciamis, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 orang meninggal dalam kegiatan susur sungai ini. (TribunJabar/ Andi M)

Kendati demikian, polisi belum menetapkan adanya tersangka atau tidak di kasus ini.

Mengutip dari Kompas.com dengan judul "Olah TKP Susur Sungai di Ciamis, Polisi: Arus Tenang, 11 Jenazah Berkumpul di Satu Tempat Berkedalaman 2 Meter", berikut pengakuan dari pihak kepolisian.

Belum tetapkan tersangka, polisi cari unsur kelalaian

"Kami tak menyebutkan tidak ada tersangka atau bakal ada tersangka saat ini, yang jelas kami terus menyelidiki kasus susur sungai yang menyebabkan 11 siswanya meninggal.

Terutama penyelidikan terkait adanya unsur kelalaian atau tidak. Nanti hasilnya akan kita sampaikan," jelas Kepala Polres Ciamis AKBP Wahyu Broto kepada wartawan, Selasa (19/10/2021).

Baca juga: Deretan Fakta Tragedi Susur Sungai di Ciamis: Keterangan Saksi Hingga Pengakuan Korban Selamat

Wahyu menambahkan, kegiatan itu mulanya kegiatan susur sungai yang bertujuan untuk membersihkan sampah.

Lalu, ratusan siswanya yang didampingi para guru menyeberang bergantian di sungai arus tenang yang banyak bebatuan.

11 jenazah berkumpul di satu tempat

"Arus tenang dan di sisi muaranya yang agak selatan kedalamannya mencapai 2 meter.

Seberang sisi barat ke timur dan mungkin ada beberapa orang yang terpeleset, dan kami masih menyelidiki pasti.

Lalu hanyut terbawa arus dan terjebak dari kedalamannya hanya 2 meter.

Apakah ketinggian air saat olah tkp dan saat kejadian sama atau tidak itu masih diselidiki juga.

11 jenazah mengumpul di sana dan dua selamat," tambah Wahyu.

Hasil penyelidikan sementara, lanjut Wahyu, pihaknya belum menemukan adanya alat keselamatan saat melakukan penyeberangan siswa saat kejadian.

Namun, hal itu masih dalam proses penyelidikan untuk nantinya disimpulkan dalam memecahkan kasus ini.

Baca juga: Insiden Susur Sungai di Ciamis: Direncanakan Mendadak, Para Siswa Tak Dibekali Alat Pengaman

Soal alat keamanan susur sungai

"Kami masih dalam proses apakah ada sekolah itu menyediakan atau tidak.

Kami sayangkan seharusnya ada meski menyeberang hanya berjarak sekitar 70 sentimeter," tambah dia.

Sampai saat ini di lokasi kejadian Sungai Cileueur Kampung Leuwi Ili Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, masih membentang garis polisi di sekeliling lokasi kejadian tewasnya 11 siswa MTs Harapan Baru.

Petugas kepolisian pun masih terlihat bolak-balik menggali keterangan untuk keperluan penyelidikan kasus ini.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung Kabupaten Ciamis ditemukan tewas tenggelam saat acara susur sungai Pramuka di Sungai Cileueur, Leuwi Ili Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jumat (15/10/2021).

Semua korban tewas terbawa arus sungai saat acara Pramuka sekolahnya yang dihadiri oleh para siswa lainnya dan beberapa orang guru sekolah tersebut.

Awalnya kejadian sekitar pukul 13.30 WIB siang tadi dan semua korban meninggal baru bisa dievakuasi tim SAR, BPBD, TNI, dan Polri Kabupaten Ciamis sebanyak 10 korban pada Jumat pukul 20.05 WIB.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Memet Hikmat menuturkan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan ada beberapa siswa sekolah tersebut yang hilang usai acara susur sungai kegiatan Pramuka.

Pihaknya mendapatkan keterangan pihak sekolah bahwa ada 150 siswa bersama para guru yang turun ke sungai.

Ilustrasi jenazah - Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha
Ilustrasi jenazah - Polisi saat ini tengah mencari unsur kelalaian dalam insiden susur sungai di Ciamis yang tewaskan 11 siswa. (www.grid.id)

Namun, sesampainya di sekolah sekaligus lingkungan pesantren, jumlah siswa baru diketahui ada yang belum kembali ke asrama.

Para korban merupakan siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran usia 12 sampai 13 tahun.

Pihaknya pun bersama tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian sejak siang sampai Jumat malam.

"Iya, pada pukul 20.05 WIB jenazah siswa yang tenggelam sudah ditemukan meninggal 10 orang.

Baru sekitar pukul 21.00 WIB lebih ditemukan lagi seorang jadi total 11 orang," jelas Memet, Jumat malam. 

Artikel lainnya terkait susur sungai

(Kompas/ Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved