Pengakuan Pembuat Uang Palsu di Lombok: Uang Ini untuk Dibakar, Setelah 3 Hari akan Jadi Asli
Para tersangka pembuat uang palsu (Upal) di Lombok, Nusa Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku mencetak rupiah palsu untuk keperluan ritual.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Para tersangka pembuat uang palsu (Upal) di Lombok, Nusa Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku mencetak rupiah palsu untuk keperluan ritual.
Di hadapan polisi dan media, mereka berkilah uang kertas tersebut hendak didoakan, lalu dibakar dalam ritual, kemudian disimpan dalam kotak.
Dengan ritual itu mereka yakin uang palsu tersebut akan berubah menjadi uang asli.
Tersangka berinisial JN (34), asal Dusun Montong Tangga, Desa Sikur Selatan, Kecamatan Sikur, Lombok Timur mengaku berperan sebagai pembuat uang palsu.
Dia mencetak uang palsu dengan kertas HVS biasa dan dicetak menggunakan printer warna.
Baca juga: Polresta Mataram Bongkar Sindikat Pembuat Uang Palsu, Rp 500 Juta Upal Disimpan dalam Karung
Awalnya, dia tidak berniat membuat uang palsu.
Tapi setelah menerima permintaan dari dua orang tersangka lain, JN pun tergoda.
Atas jasanya, dia mendapat imbalan Rp 4 juta untuk dua kali cetak uang palsu.

”Katanya (upal) untuk digandakan atau dibakar, uang ini dibakar, nanti setelah tiga hari baru dicari lagi (jadi asli),” kata JN, di hadapan wartawan, Kamis (19/8/2021).
Baca juga: Kejahatan Perdagangan Orang di NTB Kelima Terbanyak di Indonesia, Modusnya Makin Rumit
JN menjelaskan, uang palsu tersebut dibakar dalam sebuah ritual agar menjadi uang asli.
Kemudian disimpan dalam kotak dan ditutup rapi.
Setelah tiga hari atau seminggu, mereka akan mencari upal yang disimpan itu agar bisa menjadi uang asli.
Tapi JN tidak tahu apakah upaya itu berhasil atau tidak. Kini dia justru ditangkap.
”Saya hanya mencetakkan saja,” ungkapnya.