Pengakuan Pembuat Uang Palsu di Lombok: Uang Ini untuk Dibakar, Setelah 3 Hari akan Jadi Asli
Para tersangka pembuat uang palsu (Upal) di Lombok, Nusa Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku mencetak rupiah palsu untuk keperluan ritual.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
JN mengaku, dia mau menerima ajakan kedua orang tersebut karena terus didesak.
”Dia memaksa dan dia membutuhkan uang itu untuk acaranya (ritual) untuk dibakar,” jelasnya.
JN yang sehari-hari bekerja di sawah ini menyadari mencetak uang palsu sangat berisiko karena merupakan kejahatan.
”Tahu sih (tidak boleh) cuma karena permintaan dua orang untuk ritual saya buatin, uangnya pun untuk dibakar,” ujarnya.
Sampai akhirnya dia menyanggupi desakan kedua orang itu.
Dengan perjanjian upal tersebut akan langsung hangus dibakar, tidak untuk diedarkan.
”Karena dia bilang untuk dibakar, begitu selesai acara kan semuanya hangus,” jelas JN.
Atas jasanya JN mendapat upah Rp 4 juta yang dibayar dua kali, masing-masing Rp 2 juta.
Dia mengaku tidak melakukan semata-mata untuk dibayar.
Tapi lebih karena ingin membantu ritual dua orang tersebut.
Sebagai petani, JN juga melek internet. Dia belajar membuat uang palsu dari internet.
Dia mencari gambar uang dan seri pecahan Rp 100 ribu di internet.
Caranya cukup praktis, dia memindahkan gambar uang tersebut kemudian diprin menggunakan kertas HVS.
Hal tersebut diakui tersangka berinisial MH (58).
Baca juga: Bandar Judi Togel Dibekuk Polresta Mataram, Pelaku Mengaku Baru 2 Hari Jualan
Warga Dusun Dasan Baru, Desa Surabaya Utara, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur ini mengaku, dia memang meminta dibuatkan uang palsu pada JN.