Gara-gara Tak Dibelikan Motor dan HP, Siswa SLB di Lombok Tengah Tewas Gantung Diri

AU remaja berusia 15 tahun, asal Dusun Batu Keliang, Desa Mangkung, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah,ditemukan tewas gantung diri.

Pixabay
ILUSTRASI Gantung diri/ Bunuh Diri 

Laporan Wartawan TribuLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH – AU remaja berusia 15 tahun, asal Dusun Batu Keliang, Desa Mangkung, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditemukan tewas gantung diri.

Tubuh remaja ini ditemukan tegantung di dapur rumahnya menggunakan tali nilon, Kamis (24/6/2021), sekitar pukul 17.00 Wita.

Siswa Kelas IX Sekolah Luar Biasa (SLB) Penujak ini diduga nekat gantung diri karena prustasi tidak dibelikan sepeda motor dan Handphone (HP) oleh orangtuanya.

Kapolsek Praya Barat AKP Hery Indrayanto menjelaskan, berdasarkan keterangan keluarga, Ali Usman kemungkinan besar kecewa dan prustasi karena karena permintaannya tidak dipenuhi orang tua.

Sebelum meninggal almarhum pernah meminta kepada orang tuanya dibelikan sepeda motor, tetapi tidak dituruti.

Baca juga: Suami di Bima Aniaya Istri Sampai Tewas, Korban sempat Melawan dengan Menarik Bagian Sensitif Pelaku

”Almarhum juga meminta dibelikan HP tidak dituruti sehingga besar kemungkinan almarhum  prustasi,” jelas Hery Indrayanto.

Menurut Kapolsek, Muslim, orang tua korban bukannya tidak mau membelikan anaknya HP.

Tapi karena almarhum tuna wicara, sehingga tidak dibelikan dan disekolahkan di SLB Penujak.

Berdasarkan pemeriksaan fisik pada diri korban, peristiwa itu murni kasus bunuh diri.

GANTUNG DIRI: Mayat Ali Usman, remaja malang yang ditemukan tewas gantung diri di rumah neneknya, di Lombok Tengah, Kamis (24/6/2021).
GANTUNG DIRI: Mayat Ali Usman, remaja malang yang ditemukan tewas gantung diri di rumah neneknya, di Lombok Tengah, Kamis (24/6/2021). (Dok. Polres Loteng)

”Karena tidak ditemukan adanya bekas kekerasan pada sekujur tubuhnya,” katanya.

Muslim, orang tua korban, kepada pihak kepolisian menjelaskan, sebelum kejadian Ali Usman pernah menelpon bapaknya.

Dia memintanya datang menemui korban yang tinggal bersama neneknya.

Namun pada saat itu bapaknya masih bekerja sebagai pekerja bangunan di Selong Belanak.

Pukul 16.10 Wita, ayah korban berangkat dari tempat kerjanya menuju Dusun Batukeliang, Desa Mangkung untuk menemui korban.

Baca juga: Peredaran Narkoba di Desa Mengkhawatirkan, Gubernur NTB Minta BNN Masifkan Desa Bersinar

Baca juga: Polda NTB Tangkap 455 Terduga Premanisme, Sebagian Besar Juru Parkir Liar  

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved