Aniaya Wanita Pengawai Toko karena Sakit Hati, Pemuda Sumbawa Ini Dibui
Pemuda tega menganiaya seorang pegawai toko karena sakit hati. Penganiayaan berawal ketika terduga pelaku mendatangi korban di tempat kerjanya.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Wulan Kurnia Putri
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Pemuda berinisial IM (20 tahun), warga Kelurahan Pekat, Kecamatan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tega menganiaya Liana, seorang pegawai toko karena sakit hati.
Insiden itu terjadi hari Minggu (27/12/2020), sekitar pukul 16.00 Wita, di pusat pertokoan Sumbawa, tepatnya di toko Mangga 2.
Penganiayaan berawal ketika terduga pelaku mendatangi korban di tempat kerjanya.
IM minta dipertemukan dengan istri pelaku, namun saat itu korban menolak dengan alasan masih bekerja dan menyuruh istri pelaku untuk menemui korban di lokasi tersebut.
Baca juga: Mobil Pikap dan Dua Sepeda Motor Terbakar di Bypass Bandara Lombok
Mendengar ucapan korban, pelaku tersinggung danbtidak terima.
Mersa sakit hati dengan sikap Liana, IM kalap dan seketika langsung memukul korban di bagian bahu sebelah kanan dengan cara tangan mengepal.
Setelah memukul korban, pelaku kemudian meninggalkan lokasi tersebut sembari mengucapkan kata-kata ancaman "mati kamu nanti malam".
Atas kejadian tersebut korban merasa ketakutan dan terancam.
Tidak terima dengan perbuatan pelaku, korban melaporkan kejadian penganiayaan tersebut ke Polres Sumbawa.
IM pun ditangkap Tim Puma Polres Sumbawa Senin (28/12/2020) dini hari.
Baca juga: 24 WNA Dideportasi dari NTB, Sebagian Besar dari Malaysia
Kapolres Sumbawa AKBP Widy Saputra SIK yang dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas Iptu Sumardi S.Sos membenarkan kejadian tersebut.
Ia menerangkan, setelah menerima laporan korban, Polres Sumbawa melalui Sat Reskrim langsung bergerak mencari keberadaan terduga pelaku.
Tidak butuh lama, terduga pelaku langsung diciduk di rumahnya di Kelurahan Pekat.
"Saat ini pelaku telah diamankan, guna pemeriksaan lebih lanjut" kata Iptu Sumardi.
Ia menerangkan, penganiayaan terjadi karena pelaku sakit hati atas perlakuan korban.
"Sementara itu untuk permasalahan utama masih kami periksa dan kami dalami lagi," tandas Iptu Sumardi.
(*)