Kisah Manis Sultan Bima: Balas Surat Keluhan Rakyat Layaknya Ayah dan Anak

Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai Pahlawan Nasional dengan kepemimpinan luar biasa dan kedekatan emosional dengan rakyatnya.

|
Editor: Laelatunniam
Kolase Tribun Lombok
MENELADANI KARAKTER - Cucu Sultan Bima, Dewi Ratna Muchlisa (kiri) dan Pahlawan Nasional Sultan Bima Muhammad Salahuddin (kanan). Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai Pahlawan Nasional dengan kepemimpinan luar biasa dan kedekatan emosional dengan rakyatnya. 
Ringkasan Berita:
  • Sultan Muhammad Salahuddin dikenal sebagai Pahlawan Nasional dengan kepemimpinan luar biasa dan kedekatan emosional dengan rakyatnya.
  • Rakyat, termasuk pelajar, bebas mengirim keluhan melalui surat, yang selalu ditanggapi Sultan dengan cepat, termasuk bantuan dan tunjangan pendidikan.

TRIBUNLOMBOK.COM – Sultan Muhammad Salahuddin, Pahlawan Nasional yang baru ditetapkan, tidak hanya dikenang karena perjuangan besarnya melawan penjajah, tetapi juga karena sifat kepemimpinan yang luar biasa dan kedekatan emosional dengan rakyatnya.

Cucu Sultan, Dewi Ratna Muchlisa, mengungkapkan dokumen-dokumen surat-menyurat masa Sultan menunjukkan harmonisasi yang sangat terasa antara Raja dan rakyat.

Rakyat Bima, terutama para pelajar, bebas mengirim surat kepada Sultan, berkeluh kesah layaknya kepada ayah kandung.

"Bunyi suratnya 'Ayahanda, Ananda dalam keadaan baik-baik saja... Ananda di sini kekurangan pakaianlah, kekurangan sarunglah sampai harus pinjam sarung dari teman'," cerita Dewi dalam Podcast Tribun Lombok yang tayang Rabu (12/11/2025).

Dewi menjelaskan, keluhan tersebut selalu direspon cepat oleh Sultan, bahkan memberikan disposisi segera untuk mengirimkan bantuan.

"Sultan bahkan menjamin biaya sekolah para pelajar Bima dan memastikan mereka mendapatkan tunjangan yang lebih tinggi jika berhasil naik ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi,"terang Dewi.

Selain itu, Sultan juga dikenal sangat mencintai pemuda berprestasi, rajin turun ke sekolah-sekolah, dan memberikan support langsung saat kenaikan kelas.

Dewi, mengatakan surat-surat bersejarah ini masih tersimpan di Museum Samparaja Bima dan menjadi bukti otentik kecintaan Sultan pada rakyatnya.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved