Sultan Muhammad Salahuddin Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Cucu Terharu Usai 20 Tahun Perjuangan

Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Muhammad Salahuddin pada Hari Pahlawan.

Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
HARI PAHLWAN - Pahlawan Nasional Sultan Bima XIV, Muhammad Salahuddin. Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025), Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Bima XIV, Muhammad Salahuddin, di Istana Negara. 
Ringkasan Berita:
  • Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Muhammad Salahuddin pada Hari Pahlawan, 10 November 2025, di Istana Negara.
  • Dae Dewi Ratna Muchlisa, yang menerima gelar tersebut, menyampaikan rasa lega karena proses pengusulan yang memakan waktu 20 tahun dan penuh kendala pengumpulan bukti konkret akhirnya berhasil.

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025), Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Bima XIV, Muhammad Salahuddin, di Istana Negara.

Penghargaan tertinggi negara ini diterima oleh cucu Sultan, Dewi Ratna Muchlisa (Dae Dewi) , yang juga menjabat sebagai Kepala Museum Samparaja. 

Pengakuan Setelah Perjuangan Dua Dekade

Dae Dewi, yang menerima plakat dan penyerahan gelar langsung dari Presiden Prabowo, mengungkapkan rasa bahagia dan lega yang mendalam atas pengakuan ini.

Ia menceritakan bahwa perjalanan menuju gelar Pahlawan Nasional bukanlah hal yang mudah dan memakan waktu hingga dua dekade sejak pertama kali diusulkan.

“Ini perjalanan panjang dan banyak kendala, karena kita harus menyertakan bukti konkret yang ada,” terangnya pada Tribun Lombok.

Mengumpulkan dan membuktikan bukti kepada tim verifikasi pusat menjadi tantangan besar dalam proses pengajuan gelar tersebut.

Warisan Kasih Sayang dan Keadilan Sang Raja

Menurut Dae Dewi, dengan disematkannya gelar Pahlawan kepada kakeknya, masyarakat dapat meneladani karakter luhur yang dimiliki Sultan Muhammad Salahuddin, yakni sifat yang penuh kasih sayang dan berkeadilan.

Sifat ini dibuktikan melalui warisan sejarah yang kini masih tersimpan rapi di Museum Samparaja Bima.

Dae Dewi mengungkapkan adanya setumpuk surat yang dikirimkan rakyat Bima kepada Raja.

Warga bersurat untuk berkeluh kesah tentang berbagai permasalahan hidup, dan Sultan akan membalas serta menyelesaikan permasalahan mereka.

“Setumpuk surat tersebut kini masih tersimpan di Museum Samparaja di Bima,” ceritanya.

Sultan Muhammad Salahuddin sendiri dikenal memiliki Maklumat Kesetiaan yang tegas kepada NKRI pada tahun 1945 dan menolak kembalinya Belanda (NICA) ke Bima setelah kemerdekaan.

Pengakuan ini dianggap sebagai penghormatan tertinggi kepada Sultan yang wafat 74 tahun lalu , dan sekaligus pengakuan atas kontribusi seluruh rakyat Bima dalam perjuangan kemerdekaan.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved