Pendidikan
206 Mahasiswa UGR Resmi Diwisuda, Rektor Basri Tekankan Tanggung Jawab Akademik dan Integritas
Wisudawan diingatkan untuk siap menghadapi dunia kerja, membangun jaringan, serta tidak bergantung pada cita-cita menjadi PNS.
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Ia meminta untuk menunjukkan kepada institusi, bahwa hari ini berbeda dengan hari kemarin, dalam berpendapat, merumuskan masalah atau merekomendasikan sesuatu yang bermanfaat bagi institusi.
"Namun harus disadari bahwa status saudara sebelum ini adalah ‘mahasiswa’, dimana peran utama mahasiswa adalah ‘menimba ilmu pengetahuan dan kompetensi akademik. Saudara masih mendapatkan privilege, agar dapat menjalankan peranan tersebut sebaik-baiknya," bebernya.
"Kami pimpinan, para dosen dan segenap tenaga kependidikan, berupaya untuk memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik bagi saudara sebagai ‘mahasiswa.’ Negara pun turut memberikan dukungan kepada saudara, baik secara langsung maupun tidak langsung," ujarnya.
Kampus dan negara menyediakan support system, agar dapat menimba ilmu pengetahuan dan meraih kompetensi setinggi-tingginya. Support system ini adalah privilege yang didapatkan, sebagai mahasiswa.
Terakhir, Basri Mulyani menyampaikan sejumlah pesan moral, di antaranya, ia meminta agar jangan melupakan dosen-dosen yang telah memberikan ilmu seluas apa yang mereka miliki.
Kedua, tetaplah rendah hati, semakin tinggi ilmu, status dan jabatan jangan merubah diri kita menjadi orang yang tinggi hati, sombong, saudara akan ditinggalkan para sahabat.
Ketiga, tetap menjalin hubungan dengan teman-teman saudara, networking itu perlu untuk membangun karir ke depan. Keempat, jaga nilai-nilai etika dan integritas. Kelima, teruslah belajar sampai sepanjang hayat. Keenam, sukses bukan untuk diri sendiri, tapi wajib berbagi untuk tanggung jawab sosial kita untuk perbaikan peradaban dunia dan kemanusiaan.
"Meminjam kata-kata Jean-Paul Sartre, filsuf eksistensialisme diawal abad 20 mengatakan, manusia tidak lain adalah apa yang ia buat dari dirinya sendiri. Masa depan wisudawan tidak ditentukan oleh ijazah semata, tetapi oleh pilihan dan tindakan yang ia ambil sepanjang hidupnya," paparnya.
Ketujuh, sabar dan ikhlas atas semua ketidakberhasilan, kegagalan. Saat menghadapi kesulitan, ingatlah itu adalah kesempatan untuk tumbuh “Failure is success in progress” Roberts Einstein.
Di tempat yang sama, Dewan Penyantun Yayasan Pendidikan Drs Lalu Azhar menyampaikan sambutannya. Ia menekankan pentingnya bagi mahasiswa untuk bergegas mempersiapkan diri pasca diwisuda.
"Apa yang akan Anda lakukan sesudah selesai ini? Itu yang harus menjadi pertanyaan di benak Anda semua. Dari sekarang sudah mulai dipikirkan. Ini yang penting," ujar Lalu Azhar.
"Tidak usah berpikir semua mau menjadi pegawai negeri, pekerjaan kemasyarakatan kita banyak. Contoh ini Bung Ali (Ali Bin Dachlan). Anda bisa belajar banyak dari jejaknya," sambungnya.
Lalu Azhar menekankan pentingnya kehidupan berorganisasi kepada para mahasiswa. Sebab menurutnya, kehidupan kampus lebih jauh dari sekadar perkuliahan di dalam kelas.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/WISUDA-UGR-2025-11.jpg)