Bayi Meninggal Dunia

Kondisi Desa Batu Nampar Selatan yang Jauh dari Akses Layanan Kesehatan

Satu-satu puskesmas terdekat dari desa ini yakni Puskesmas Sukaraja yang berjarak sekira 25 menit dengan kendaraan bermotor.

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/TONI HERMAWAN
PELAYANAN KESEHATAN –Suasana pelayanan di Puskesmas Sukaraja, Jerowaru, Lombok Timur, Senin (8/9/2025). Satu-satu puskesmas terdekat dari Desa Batu Nampar Selatan yakni Puskesmas Sukaraja yang berjarak sekira 25 menit dengan kendaraan bermotor. 

Ibunda Ahmad Al Farizi, Suriati  menceritakan, pada Jumat 5 September 2025 sekitar pukul 21.00 Wita dilarikan ke Puskesmas Sukaraja.

Namun sesampainya di sana, dia  bertemu dengan seorang petugas dan memberitahukan  tidak ada dokter dan sambil melihat matanya. 

Sang petugas pun tidak berani memberikan infus dengan alasan tidak ada dokter.

“Katanya gak ada dokter di sini Bu, gak bisa infus gak berani soalnya masih kecil, dia piket satu orang entah itu perawat atau apa gak tahu, itu cowok,” terang Suriati, Minggu (7/9/2025).

Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, keluarga meminta diberikan obat berupa sirup, lagi-lagi sang petugas menjelaskan jika tidak ada sirup.

“Kalau sirup malam gak ada, kalau pagi ada Bu,” katanya menirukan ucapan petugas dimaksud.

Orang tua korban kemudian ke salah satu apotek untuk membeli obat.

“Suami saya lari dan pakai mobil pick up ke apotek, saya juga ikutan lari liat suami saya lari, tidak ada yang manggil bu, sebentar bu duduk dulu, tidak ada respons. Yang piket masuk lagi,” keluhnya.  

Pihak keluarga selanjutnya membeli obat sirup dan obat diare di apotek. Keadaan Arham membaik.

“Tenanglah, kalau gini kata ipar saya gak bisa diinfus cuman sirup aja, ya sudah ini aja lah gak usah di bawa ke Keruak (rumah sakit),” sambungnya. 

Dia lantas mengeluhkan sikap petugas yang terkesan abai dan tidak ada tindak lanjut terhadap pasien.

“Kenapa gak didampingi pakai ambulans, dikasih surat dulu, suruhnya kita yang ke sana,” keluhnya.

Namun, keesokan harinya usai azan Zuhur sang anak kejang-kejang dan selanjutnya dilarikan ke rumah sakit Patuh Karya Keruak. 

Setelah mendapatkan penangan medis, Arham meninggal dunia.

“Pas anak saya masuk dilayani baik, pas datang lihat kondisi anak saya pada kumpul ada yang nelepon,” akunya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved