Berita Lombok Barat

Puluhan Balita di Lombok Barat Terjangkit TBC, Dinkes Kerahkan Dokter Spesialis untuk Skrining

Penderita penyakit TBC tidak hanyaorang dewasa, tetapi juga anak-anak balita yang masih sangat rentan.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
KASUS TBC BALITA - Dinkes Lombok Barat menggandeng dokter spesialis anak untuk melakukan skrining pada balita yang berpotensi mengidap penyakit TBC. Sekretaris Dinas Kesehatan Lombok Barat, Zulkiplimenyampaikan, kasus TBC pada balita turut menyebabkan peningkatan angka stunting di wilayah tersebut. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Kasus Tuberkulosis (TBC) di Lombok Barat kini telah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Pasalnya, penderita penyakit ini tidak hanya berasal orang dewasa, tetapi juga anak-anak balita yang masih sangat rentan.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Lombok Barat, Zulkipli, saat dikonfirmasi pada Selasa (2/9/2025).

Zulkipli juga menyampaikan kasus TBC pada balita turut menyebabkan peningkatan angka stunting di wilayah tersebut.

“Banyak sekali anak-anak yang stunting dilatarbelakangi ada penyakit penyerta yang terbanyak TBC, kemudian pneumonia dan diare,” ucap Zulkipli.

Lebih lanjut, Zulkipli menjelaskan, sejauh ini Dinas Kesehatan Lombok Barat telah melakukan pendalaman terhadap kasus stunting. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 400 anak yang dilakukan di seluruh puskesmas, ditemukan lebih dari 20 anak yang mengidap TBC.

“Di tahap awal kemarin kami hanya mampu memeriksa sekitar 400 anak, itu ditemukan 20 lebih anak TBC. Artinya korelasinya tinggi dan ada juga penyakit bawaan pneumonia dan diare,” jelasnya.

Melihat kondisi yang sudah masuk dalam kategori waspada, pihaknya meminta agar organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), turut berperan dalam penanganan kasus TBC pada anak.

“Perlu kolaborasi yang kuat antara OPD terkait mengentaskan ini, bukan hanya dari Dinas Kesehatan,” katanya.

“Anak-anak ini baru usia 1 sampai 5 tahun maksimal, kalau dipikir darimana dia kena pasti orang sekitarnya yang ada di lingkungan sekitar rumahnya, kemungkinan penularannya untuk TBC ini apabila kondisi rumahnya tidak standar,” lanjut dia.

Menurut pemetaan dari Dinas Kesehatan, saat ini terdapat tiga wilayah di Lombok Barat yang menjadi lokasi terbanyak kasus TBC pada balita.

Sebagai langkah awal, lanjut Zulkipli, pihaknya akan melakukan skrining terhadap anak-anak balita dengan melibatkan tenaga dokter spesialis anak. Dokter spesialis tersebut akan ditugaskan untuk turun langsung ke setiap puskesmas guna melakukan pemeriksaan lanjutan.

Bagi anak-anak yang terdeteksi mengidap penyakit bawaan seperti TBC atau pneumonia, Dinas Kesehatan akan segera memberikan pengobatan dan terapi yang dibutuhkan.

“Untuk (anak balita) TBC langsung diterapi plus diberikan susu khusus,” demikian Zulkipli.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved