Demo Mahasiswa dan Ojol di Mataram
Siswa SMAN 5 Mataram Ketakutan Dengar Tembakan dan Gas Air Mata saat Demo di DPRD NTB Ricuh
Kericuhan dalam aksi demonstrasi, menyisakan trauma tersendiri bagi para pelajar yang sekolahnya berada di sekitar lokasi.
Laporan TribunLombok.com, Nurfadilah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Aksi demonstrasi besar-besaran yang berujung pada pembakaran gedung DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 31 Agustus 2025 lalu, berdampak langsung pada aktivitas belajar-mengajar di sekolah yang berlokasi tidak jauh dari gedung DPRD NTB.
Kericuhan dalam aksi demonstrasi menyisakan trauma tersendiri bagi para pelajar yang sekolahnya berada di sekitar lokasi. Salah satunya dialami oleh siswa-siswi SMAN 5 Mataram.
Diketahui, SMAN 5 Mataram terletak tak jauh dari titik konsentrasi massa, yaitu di perempatan BI dan Masjid Islamic Center.
Posisi ini membuat para siswa secara langsung merasakan dampak dari aksi yang berlangsung ricuh, hingga terdengar suara tembakan dan gas air mata yang menyebar hingga ke lingkungan sekolah.
Para siswa dan siswi SMAN 5 Mataram mengaku sangat kaget dengan adanya demo tersebut sehingga mereka histeris dan ketakutan saat berada di dalam kelas.
Mereka mendengar suara keributan, suara tembakan pistol dan juga gas air mata yang efeknya sampai ke sekolah mereka.
“Kami first time melihat kejadian itu disekitar kita, jadi kami kaget. Pas lagi ngambil motor mau pulang kami denger suara tembakan, di atas kelas juga kami denger suara ribut karena kelas kami itu berada di gedung utara lantai 2,” ucap Oman, Gede, Firman dan Dewi kepada TribunLombok.com, Selasa (2/9/2025).
Menanggapi permasalahan ini, sejumlah orang tua siswa dan siswi mengatakan, mereka percaya pihak sekolah dapat melindungi anak-anak mereka, sehingga kegiatan belajar dan mengajar dapat terus berjalan walaupun dalam situasi tidak kondusif sekalipun.
Para orang tua juga tetap menjalankan komunikasi yang baik dengan pihak sekolah terkait dengan permasalahan yang terjadi di sekolah.
“Anak-anak itu tetap ga ikut demo karena guru-gurunya sendiri ketika ada demo anak-anak ini dilarang keluar. Saya percaya aja sama sekolah karena ketika di rumah orang tuanya adalah saya, tapi di sekolah orang tua walinya ya mereka," kata Suradi salah satu wali murid.
“Selama siswa dan siswi SMALA tidak ada yang terlibat maka kekhawatiran orang tua tidak terlalu dirasakan, makanya saya japri juga wali kelas dari anak saya meminta dengan sangat agar anak-anak ini tidak terlibat lah, baik secara langsung maupun tidak langsung," lanjut wali murid yang lain bernama Ketut.
Sementara itu, Muhammad Sofyan, Wakil Kepala Sekolah SMAN 5 Mataram mengatakan, bentuk kepedulian pihak sekolah terhadap siswa dan siswi adalah dengan melakukan kegiatan belajar dan mengajar secara online di rumah masing-masing.
“sekolah kami sangat dekat dengan titik kumpul masa demonstrasi, sehingga kami tidak ingin memberikan perasaan tidak aman bagi mahasiswa kita ketika datang ke sekolah sehingga kita memutuskan untuk daring kemarin, dan ini juga permintaan dari orang tua sebenarnya”. Ucap Sofyan
Terungkap! Aksi Pembakaran Gedung DPRD NTB Dilakukan Menggunakan Bom Molotov |
![]() |
---|
Polres Mataram Panggil Ketua DPRD NTB Usut Kasus Pembakaran Gedung saat Unjuk Rasa |
![]() |
---|
Dalami Kasus Pengerusakan Markas Polda NTB, Pelaku Bukan hanya Mahasiswa |
![]() |
---|
Pelajar SMP di Mataram Ditangkap Gegara Ambil Tameng Polisi saat Demo di Polda NTB |
![]() |
---|
Rusak Gedung Mapolda NTB saat Unjuk Rasa, Tiga Mahasiswa Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.