Bacaan Doa

Doa Ziarah Kubur, Wujud Bakti Anak kepada Orang Tua yang Telah Tiada

Editor: Laelatunniam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DOA ZIARAH KUBUR - Ilustrasi berdoa. Ziarah kubur disertai doa untuk orang tua merupakan amalan yang pahalanya tidak terputus, bahkan setelah orang tua wafat.

Adab Ziarah Kubur

Adab ziarah kubur adalah etika ketika seseorang mengunjungi makam dan mendoakan penghuni kubur.

Menurut ajaran Islam, ada hal-hal yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika ziarah kubur.

Dalam laman Muhammadiyah disebutkan beberapa adab ziarah kubur:

1. Meluruskan Niat untuk Berziarah
Ketika mendatangi makam, seorang peziarah hendaknya meluruskan niatnya dalam hati untuk mengingat kematian dan mendoakan keselamatan penghuni kubur, bukan malah melakukan pemujaan yang berujung pada syrik (menyekutukan Allah).

Niat merupakan hal penting dalam perbuatan manusian karena perbuatan baik dan buruk diawali dari niatnya.

Dalam sebuah hadis disebutkan:

Diriwayatkan dari ‘Alqamah ibn Waqas al-Laitsy ia berkata: saya telah mendengar Umar bin Khattab ra sedang di atas mimbar dan berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya”. …” (HR. Jama’ah)

2. Mengucapkan Salam kepada Penghuni Kubur
Ketika memasuki area pemakaman, umat Islam dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada penghuni kubur/ahli kubur.

Anjuran ini berdasarkan pada hadis:

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tiap malam gilirannya, pergi ke Baqi’ pada akhir malam, dengan ucapannya: “Assalamu’alaikum dara qaumin mukminin wa atakum ma tu‘aduna ghadan muajjalun, wa inna insya Allahu bikum lahiqun. Allahummaghfir li ahli Baqi’il Gharqad” (Semoga keselamatan bagi kamu sekalian wahai negeri kaum yang beriman, dan akan datang apa yang dijanjikan kepada kamu sekalian dengan segera. Dan sesungguhnya kami, dengan izin Allah akan menyusul kamu sekalian. Yaa Allah ampunilah penghuni Baqi’ al-Gharqad (nama kuburan)”. (HR. Muslim)

3. Melepas Alas Kaki ketika Memasuki Area Pemakaman
Umat Islam dianjurkan untuk melepas alas kaki ketika memasuki area pemakaman, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Diriwayatkan dari Basyir bin al-Khasasiyyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seseorang yang berjalan di antara kuburan dengan memakai kedua sandalnya, kemudian beliau bersabda: “Wahai pemakai dua sandal, lepaslah sandalmu”. (HR. al-Bukhari, Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai dan Ibnu Majah)

Melepas alas kaki saat berada di area makam adalah bentuk adab, penghormatan, dan keteladanan kepada Rasulullah.

4. Menghadap Kiblat ketika Berada di Kuburan Seseorang
Seorang peziarah hendaknya memposisikan dirinya menghadap kiblat ketika berada di kuburan seseorang.

Anjuran ini seperti apa yang dilakukan Rasulullah ketika berziarah.

Menurut riwayat al‑Bara’ bin ‘Azib dalam Sunan Abu Dawud (kitab Jana’iz, bab al‑Julus ‘ind al‑Qubur), disebutkan:

"Kami menyalani jenazah seorang dari kaum Anshar, hingga tiba di kuburnya yang belum ditutup. Kemudian Rasulullah duduk menghadap kiblat, dan kami pun duduk mengelilinginya…” (HR. Abu Dawud)

5. Tidak Menduduki Kuburan
Ketika ziarah kubur, peziarah dilarang menduduki kuburan, baik kuburan yang sedang diziarahi mau pun kuburan di sekitarnya.

Hal ini berkaitan dengan kesopanan dan anjuran untuk menghormati orang yang telah meninggal dunia.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh seseorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya hingga tembus ke kulitnya, itu lebih baik baginya dari pada duduk di atas kuburan.” (HR. Muslim)

6. Mendoakan Ahli Kubur
Peziarah hendaknya mendoakan ahli kubur/orang yang telah meninggal dunia, baik ahli kubur yang dituju maupun ahli kubur secara keseluruhan.

Hal ini disebutkan dalam hadis berikut:

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada suatu malam ke Baqi’, beliau lama berdoa, memohon ampun bagi mereka tiga kali, dengan mengangkat kedua tangannya. (HR. Muslim)

7. Dilarang Meminta-minta kepada Kuburan
Rasulullah melarang umatnya untuk meminta-minta kepada ahli kubur karena hal itu dapat menjadi syrik yaitu perbuatan menyekutukan Allah.

Selain itu, menjadikan kuburan sebagai wasilah (perantara), seperti berdoa di dekat kuburan sambil berharap si mayit menyampaikan doa kita kepada Allah, juga tidak dibolehkan, karena tidak dicontohkan oleh Rasulullah.

Hal ini disebutkan dalam firman Allah dalam surat Yunus ayat 106:

“Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah. Sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim.”

Selain itu, dalam surat az-Zumar (39) ayat 3 disebutkan:

“… dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya …” 

 

Berita Terkini