Non-Kognitif (PSE): Guru memulai kelas dengan teknik "Roda Emosi". Murid diminta menunjuk atau menyebutkan emoji yang paling mewakili perasaan mereka hari ini. Guru menanyakan alasan beberapa murid secara acak dengan penuh empati. (Guru menjadi teladan dalam menunjukkan kesadaran diri dan empati).
b. Asesmen Akhir (Formatif):
- Observasi: Guru mengamati partisipasi murid dalam diskusi kelompok dan bermain peran menggunakan lembar observasi yang mencakup aspek kerja sama, kemampuan menyampaikan pendapat, dan menunjukkan empati.
- Produk: Hasil kerja kelompok berupa peta pikiran sederhana tentang unsur
cerita dan pesan moralnya. - Unjuk Kerja: Kemampuan murid saat bermain peran untuk mengekspresikan emosi tokoh.
3. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan (15 Menit)
- Salam dan Doa: Guru menyapa murid dengan ramah dan antusias, kemudian meminta seorang murid memimpin doa. (Teladan: Manajemen Diri, religiusitas).
- Pemeriksaan Kehadiran dan Perasaan (Asesmen Awal PSE): Guru menanyakan kabar dan menggunakan teknik "Roda Emosi". Guru merespons dengan kalimat empatik, contoh: "Terima kasih sudah berbagi, Ibu bisa memahami perasaanmu..." (Teladan: Kesadaran Sosial, empati).
- Apersepsi: Guru mengaitkan materi dengan pengalaman murid: "Anak-anak, pernahkah kalian merasa dibohongi atau membohongi? Bagaimana rasanya? Hari ini kita akan membaca sebuah cerita tentang kecerdikan dan kebohongan."
- Penyampaian Tujuan: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami murid.
b. Inti (45 Menit)
1. Membaca Bersama (Read Aloud): Guru membacakan cerita "Kisah Si Kancil dan Buaya" dengan intonasi dan ekspresi yang menunjukkan emosi para tokoh. Murid menyimak sambil melihat gambar-gambar dalam cerita. (Teladan: Keterampilan Berelasi melalui komunikasi efektif).
2. Diskusi Terbimbing (Think-Pair-Share):
- Guru bertanya: "Apa yang dirasakan buaya saat Kancil menjanjikan daging segar? Lalu, apa yang mereka rasakan saat tahu dibohongi?"
- Murid diminta berpasangan untuk mendiskusikan perasaan tokoh dan penyebabnya.
- Beberapa pasangan berbagi hasil diskusinya. Guru memberikan apresiasi dan penguatan. (Teladan: Manajemen Diri dengan memandu diskusi secara teratur dan positif).
3. Kerja Kelompok (Jigsaw):
- Murid dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
- Setiap kelompok mendapat tugas untuk mendiskusikan salah satu aspek: watak Kancil, watak Buaya, atau pesan moral dari cerita.
- Instruksi dan Teladan Guru: "Silakan berdiskusi dengan tenang. Dengarkan pendapat temanmu ya, hargai jika ada pendapat yang
berbeda. Ibu percaya kalian bisa bekerja sama dengan baik." (Teladan: Keterampilan Berelasi, menetapkan ekspektasi positif). - Guru berkeliling untuk memfasilitasi dan memastikan semua anggota berpartisipasi.
4. Bermain Peran Sederhana:
Guru mengajak beberapa murid secara sukarela untuk memainkan peran singkat: adegan Kancil menipu buaya dan adegan buaya yang marah.
Setelah bermain peran, guru bertanya kepada "pemeran" buaya: "Bagaimana perasaanmu saat memerankan buaya yang marah karena
dibohongi?" (PSE: Mengajak murid merasakan empati).
c. Penutup (10 Menit)
- Kesimpulan Bersama: Guru bersama murid menyimpulkan pembelajaran hari ini, terutama menekankan pada pesan moral tentang kejujuran dan akibat dari kebohongan. "Jadi, dari cerita tadi, kita belajar bahwa kecerdikan itu baik,
tetapi jika digunakan untuk menipu, akan merugikan orang lain dan membuat
kita tidak dipercaya lagi." (Teladan: Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab). - Refleksi Pembelajaran: Guru mengajukan pertanyaan reflektif: "Apa satu hal menarik yang kalian pelajari hari ini? Bagaimana perasaan kalian setelah belajar bersama?"
- Umpan Balik dan Apresiasi: Guru memberikan apresiasi umum kepada seluruh murid atas partisipasi aktif mereka.
- Doa dan Salam: Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
4. Kesimpulan
Rancangan pembelajaran ini mengintegrasikan lima kompetensi sosial emosional ke dalam materi teks narasi Bahasa Indonesia. Peran guru sebagai teladan diwujudkan melalui setiap tahapan pembelajaran, mulai dari cara menyapa, merespons perasaan murid, memfasilitasi diskusi, hingga memberikan umpan balik. Dengan demikian, murid tidak hanya belajar tentang teks narasi secara kognitif, tetapi juga "mengalami" dan "melihat" langsung penerapan nilai-nilai sosial dan emosional dalam konteks kelas yang aman dan positif.
D. Refleksi
1. Refleksi Diri
Setelah melaksanakan pembelajaran, saya merasa bahwa integrasi PSE membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan hangat. Murid tampak lebih berani mengekspresikan perasaannya. Namun, saya menyadari tantangan dalam manajemen waktu. Kegiatan bermain peran memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan karena antusiasme murid. Selain itu, saya perlu lebih peka lagi dalam
mengenali murid yang diam saat diskusi kelompok, mungkin mereka butuh pancingan pertanyaan yang lebih personal. Keteladanan saya dalam merespons emosi murid sudah cukup baik, namun saya harus lebih konsisten dalam memberikan apresiasi spesifik terhadap perilaku positif yang ditunjukkan murid, bukan hanya secara umum.
2. Umpan Balik Dari Rekan Sejawat
a. Rekan A (Ibu Sari): "Rancangan pembelajarannya sudah sangat bagus dan detail. Penggunaan teknik 'Roda Emosi' di awal sangat menarik untuk memulai kelas. Mungkin pada kegiatan kerja kelompok, bisa diberikan peran yang lebih jelas untuk setiap anggota agar tidak ada yang mendominasi."
b. Rekan B (Bapak Budi): "Saya suka bagaimana peran guru sebagai teladan dijelaskan secara eksplisit di setiap kegiatan. Ini menjadi pengingat bagi kita sebagai guru. Asesmennya juga sudah mencakup aspek PSE. Saran saya, lembar observasi bisa dibuat lebih sederhana agar praktis digunakan saat mengajar."
c. Rekan C (Ibu Ratna): "Integrasi dengan materi teks narasi sangat pas. Cerita Kancil memang sarat muatan moral. Mungkin untuk pertemuan selanjutnya, bisa dicoba menggunakan cerita lain yang menampilkan emosi yang lebih kompleks, seperti sedih atau kecewa, untuk memperkaya pengalaman emosional murid."
E. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan refleksi diri dan umpan balik dari rekan sejawat, saya merencanakan beberapa tindak lanjut:
1. Manajemen Waktu: Pada pembelajaran selanjutnya, saya akan menggunakan timer saat kegiatan diskusi kelompok dan bermain peran agar alokasi waktu lebih efektif.
2. Diferensiasi Proses: Untuk murid yang pendiam, saya akan mencoba pendekatan "Think-Pair-Share" terlebih dahulu sebelum diskusi kelompok besar, atau memberikan pertanyaan pemantik secara tertulis di lembar kerja mereka.