Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Imbas penutupan layanan fast boat dari Senggigi dan Bangsal Pemenang menuju Padang Bai, Bali, akibat cuaca buruk, menyebabkan sejumlah warga negara asing (WNA) terpaksa beralih menggunakan kapal ferry di Pelabuhan Lembar sebagai alternatif penyebrangan.
Kondisi ini menyebabkan ribuan WNA kini tertahan dan menunggu jadwal penyebrangan dari Lembar menuju Bali.
Penumpukan WNA ini rupanya menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah pedagang asongan yang ada di Pelabuhan Lembar.
Salah seorang pedagang asongan, Sari, warga asli Lembar, mengaku mendapatkan keuntungan dari adanya lonjakan penumpang asing.
Ia mengaku, ramainya penumpang juga berdampak pada upah yang diterimanya. Meski belum terlalu signifikan, namun kenaikan omzet sudah bisa ia rasakan.
"Alhamdulillah kemarin dagangan saya bisa habis semua, memang kemarin itu lonjakan turisnya (WNA) cukup tinggi, sampai malam mereka masih ngantri,” ucap Sari saat ditemui di Pelabuhan Lembar, Kamis (6/8/2025).
Wanita paruh baya ini mengaku sudah berjualan di Pelabuhan Lembar sejak puluhan tahun lalu.
Setiap hari, dari subuh hingga subuh kembali, ia tetap menggendong dagangannya dan menawarkannya kepada para penumpang yang ada.
Di hari biasa, ia bahkan kadang tidak mendapatkan pembeli satu pun. Akan tetapi, dengan kondisi WNA yang memadati Pelabuhan Lembar, dagangannya bisa habis semua.
“Kemarin (dagangan) habis semua, kalau hari ini baru laku satu,” katanya.
Adapun dagangan yang dibawanya bukan milik pribadi, melainkan milik orang lain. Dari setiap barang dagangan yang dijual, ia hanya mengambil untung Rp1.000 hingga Rp2.000 saja.
"Ini saya menjual kembali punya orang, untungnya ya paling Rp1.000 saja dari masing-masing barang," ucapnya.
"Ya kalau laku semua mas, satu hari bisa dapet Rp20 ribu, dan alhamdulillah, kondisi (lonjakan WNA di Pelabuhan) ini berkah juga bagi saya," pungkasnya.