Di lain sisi, konsolidasi Ummi Rohmi di Lombok Timur memang sedikit tidak dipengaruhi oleh sengitnya pertarungan di level pemilihan bupati. Ruang gerak Ummi Rohmi jadi tampak terbatas dan tidak luwes. Pada ujungnya, ini berimplikasi cukup signifikan. Ummi Rohmi, tumbang di kandangnya sendiri. Ini di luar perkiraan.
Terlalu Fokus pada Ceruk Pemilih NWDI
Dalam etape awalnya, saya menangkap gejala, Ummi Rohmi tampak terlampau fokus menggarap ceruk pemilih NWDI. Saya melihat, hampir 80 persen tenaganya di awal, disalurkan untuk menggalang dukungan dari organisasi ini. Ini tidak sepenuhnua buruk.
Namun, Ummi Rohmi seharusnya ingat, pertarungan dalam skala yang lebih luas, butuh organ-organ pemenangan lain, di luar organisasi guna menyangga elektoral.
Di bagian akhir, Ummi Rohmi terbaca mulai cukup aktif mengaktifkan sel-sel dukungan partai politik koalisi, utamanya PKB dan PDIP. Di lain sisi, Musyafirin belum menopang elektoral yang signifikan di kalangan pemilihin nahdliyin. Hasil akhirnya, Ummi Rohmi hanya mampu menang di satu teritori dari 10 kabupaten/kota di NTB.
(*)